Logo Bloomberg Technoz

Rupiah Hadapi Ujian Baru Hari Ini dengan Skenario FFR Bisa 5,75%

Ruisa Khoiriyah
21 July 2023 08:41

Ilustrasi rupiah dan dolar AS. (Dimas Ardian/Bloomberg)
Ilustrasi rupiah dan dolar AS. (Dimas Ardian/Bloomberg)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Mata uang Indonesia rupiah telah mencetak penguatan dua hari berturut-turut di tengah optimisme semakin dekatnya puncak bunga acuan global sejurus dengan laju inflasi yang terlihat mulai jinak. Akan tetapi, pergerakan hari ini akan menghadapi ujian baru apakah hattrick penguatan bisa dicetak seiring munculnya sentimen baru dari data terbaru ketenagakerjaan Amerika Serikat. 

Negeri Paman Sam melaporkan, klaim pengangguran secara tak terduga jatuh ke level terendah dalam dua bulan di tengah kesulitan orang Amerika mendapatkan pekerjaan baru. Data terbaru itu memberi sedikit dorongan bagi para trader di pasar swap untuk menaikkan lagi taruhan kenaikan 25 bps di luar perkiraan kenaikan bunga acuan the Fed pekan depan.

Probabilitas kenaikan 25 bps pada pertemuan Federal Reserve (FOMC) pada 26 Juli memuncak hingga 99,6%. Sedangkan peluang kenaikan Fed Fund Rate (FFR) sebanyak 25 bps sekali lagi ke kisaran 5,75% kembali naik pada September dengan probabilitas 16,3%, lalu pada November dan Desember masing-masing sebesar 29,2% dan 25,3%. Sehari sebelumnya, tingkat probabilitas kenaikan 25 bps setelah Juli sudah menurun lebih rendah, bahkan sepekan lalu angkanya masih belasan persen.  

Indeks dolar AS ditutup menguat semalam 0,6% meski pagi ini kembali tergerus tipis. Rupiah hari ini juga menghadapi tekanan sentimen dari China ketika komitmen pemerintah Tiongkok memberi dukungan pada sektor swasta terlihat gagal memberikan keyakinan pada para investor. 

Dari dalam negeri, pertumbuhan kredit perbankan tahun ini diperkirakan akan melambat ke kisaran 10,9%, menurut hasil survei Bank Indonesia terbaru. Perlambatan pertumbuhan kredit tidak bisa dilepaskan dari pelemahan permintaan oleh dunia usaha yang masih menghadapi tekanan kelesuan ekonomi global dan belum bangkitnya konsumsi domestik.