“Seiring dengan melambatnya laju inflasi, Bank Sentral AS (Federal Reserve/The Fed) tidak mempunyai alasan kuat untuk memperketat kebijakan moneter sehingga ekonomi AS akan segera mencapai kestabilan,” jelas Tim Research Phillip Sekuritas.
Seperti yang diwartakan Bloomberg News, angka klaim pengangguran di AS turun ke level terendah dalam dua bulan pada pekan lalu. Hal tersebut merefleksikan permintaan yang kuat di pasar kerja, di tengah kesulitan warga AS memperoleh pekerjaan.
Menurut data Departemen Tenaga Kerja AS pada Kamis (20/7/2023) waktu setempat, klaim pengangguran awal turun 9.000 menjadi 228.000 dalam pekan yang berakhir pada 15 Juli. Estimasi median dalam survei ekonom Bloomberg menyerukan 240.000 klaim baru.
Sentimen selanjutnya dari regional, lapangan kerja warga Australia berhasil mencetak pertumbuhan sebanyak 32.600 pada Juni, jauh melampaui perkiraan pasar sebanyak 15.000, dan mencatatkan kenaikan terbesar sejak Juni 2022 kemarin yang sebesar 76.600.
Sementara itu, tingkat pengangguran Australia tetap stabil pada level 3,5%, berada di dekat level terendah dalam 50 tahun pada Oktober sebelumnya, dan di bawah ekspektasi pasar sebesar 3,6%.
Dari dalam negeri, survei perbankan kuartalan Bank Indonesia menunjukkan peningkatan penyaluran kredit baru pada kuartal II-2023, dengan Saldo Bersih Tertimbang (SBT) sebesar 94,0%.
Adapun pada kuartal III-2023 kedepannya kredit baru diperkirakan tumbuh positif. Standar penyaluran kredit juga diperkirakan lebih ketat, mengindikasikan kebijakan suku bunga dan premi kredit yang lebih ketat.
Dengan demikian, optimisme terhadap pertumbuhan kredit di masa depan tetap ada, dengan memperkirakan angka pertumbuhan kredit pada tahun 2023 sebesar 10,9% secara tahunan.
Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana memaparkan, IHSG ditutup menguat 0,50% ke 6.864 disertai dengan munculnya volume pembelian.
“Pada skenario terbaiknya, posisi IHSG saat ini masih berada pada bagian dari wave iii dari wave (a) dari wave [iii], sehingga IHSG berpeluang melanjutkan penguatannya untuk menguji 6.954–7.013, terlebih jika mampu break area resistance terdekatnya di 6.931,” papar Herditya dalam risetnya pada Jumat (21/7/2023).
Herditya juga memberikan catatan, waspadai akan koreksi yang lebih dalam pada IHSG yang akan menguji 6.740–6.794 untuk membentuk wave iv dari wave (i) dari wave [iii].
Bersamaan dengan risetnya, Herditya merekomendasikan saham-saham berikut, EXCL, GGRM, INCO, dan UNIQ.
(fad/dhf)