Pada Selasa (11/7/2023), Tony diketahui bertandang ke kantor Kemendag untuk menemui Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan secara langsung. Saat dimintai konfirmasi terkait dengan negosiasi izin ekspor, baik perwakilan PTFI maupun Kemendag menolak berkomentar.
Namun, dikutip dari laman resmi Kemendag, pertemuan tersebut dikatakan “membahas mengenai pengaturan tata niaga ekspor produk pertambangan hasil pengolahan mineral logam.”
Dihubungi secara terpisah, Vice President Corporate Communications PTFI Katri Krisnati mengatakan bahwa mengantongi izin ekspor masih menjadi prioritas perusahaan sampai sekarang.
“Ada tahapan-tahapan dalam proses izin ekspor yang sedang berjalan dengan kementerian terkait, harapan kami bisa secepatnya. Dan ini prioritas kami saat ini,” ujarnya kepada Bloomberg Technoz, Kamis (20/7/2023).
Terkait dengan dampak diterbitkannya aturan baru soal besaran tarif ekspor komoditas konsentrat mineral logam kepada perusahaan, Katri menegaskan Freeport masih mendalami beleid tersebut dan belum dapat memberikan komentar.
“Perihal aturan bea keluar ini sedang kami pelajari,” ujarnya.
Sekadar catatan, Freeport menargetkan produksi konsentrat tembaga pada 2023 mencapai 1.603 miliar pound, emas 1.809 juta ons, sedangkan perak sebesar 6.579 juta ons.
(wdh)