Lebih lanjut, dia berpendapat pembangunan fasilitas pemurnian tembaga di Gresik akan memicu investasi lain di sektor penghiliran mineral.
Menurutnya, penanaman modal di sektor hulu atau sumber daya alam (SDA) saat ini sudah makin jenuh. Perlahan, korporasi pertambangan pun makin melirik investasi di industri hilir atau produk turunan konsentrat.
“Memang kalau kita bicara, katakanlah, 3—4 tahun lalu, industri hilir belum muncul. Namun, begitu sekarang mereka sudah melihat ‘Oh ternyata smelter-nya Freeport itu sudah 75% progresnya’. Kalau 3 tahun lalu saat masih 20% progresnya, [pengusaha pertambangan berpendapat] ‘nanti ajalah kita pikirinnya [invesasi] ke industri yang lebih hilir lagi,” ujar Tony.
Dia menambahkan pembangunan smelter Freeport di Gresik turut memicu kucuran investasi perusahaan lain, ke sektor-sektor penunjang yang mengonsumsi katoda tembaga yang diproduksi oleh smelter PTFI.
“Jadi ini adalah turunan dari industri-industri hulu yang ada di Indonesia. Indeks manufaktur Indonesia juga naik signifikan. Jadi [Menteri Perindustrian] Agus Kartasasmita betul-betul melaksanakan tugasnya dengan baik, dengan mengundang industri yang lebih hilir lagi untuk masuk ke Indonesia. Bahkan, beberapa juga melakukan ekspansi,” kata Tony.
(wdh)
