Special Research
Animo Investor Asing Tertahan, Saatnya BI Mulai Gunting Bunga?
Ruisa Khoiriyah
20 July 2023 16:30
Bloomberg Technoz, Jakarta - Ekspektasi pelaku pasar bahwa puncak bunga acuan Federal Reserve sudah dekat pasca rilis data inflasi Amerika Serikat pada Juni yang terindikasi melandai, berimbas pada peningkatan animo investor asing terhadap aset-aset rupiah terutama di pasar surat berharga negara.
Akan tetapi, animo asing yang kembali tinggi menyerbu pasar portofolio domestik masih tertahan dengan pembacaan terhadap prospek pemangkasan bunga acuan BI7DRR yang sejauh ini belum memberi sinyal jelas kendati level inflasi Indonesia sudah terjangkar di target bank sentral.
Dalam sepekan terakhir, nilai arus modal global yang masuk ke pasar domestik mencapai US$527,4 juta baik di pasar surat utang maupun saham. Akan tetapi, arus modal asing yang deras tidak serta merta menurunkan tingkat imbal hasil Surat Utang Negara (SUN/INDOGB) tenor dua tahun yang sensitif terhadap arah kebijakan moneter dan tenor 10 tahun. Masing-masing tingkat imbal hasil dua tenor itu masih di kisaran 6,043% dan 6,208% pada pukul 15:11 WIB, Kamis (20/7/2023).
Baca juga: Pasokan SUN Turun Drastis 49%, Siap-Siap Reli Harga
Masih tertahannya level yield SUN ditengarai akibat masih adanya ketidaksesuaiannya dengan bunga perbankan. "Suku bunga JIBOR [Jakarta Interbank Offered Rate] tenor 1 pekan maupun 1 bulan yang berperan sebagai batas bawah yield SUN-2 tahun dan 10 tahun, tertahan masing-masing di level 6% dan 6,4%. Rasa frustrasi para pemodal asing menimbulkan teori apakah yield INDOGB 10 tahun bisa turun lebih rendah daripada bunga acuan BI7DRR saat ini di level 5,75%," kata Lionel Prayadi, Macro Strategist Samuel Sekuritas, Kamis hari ini.