Pasokan dari Norwegia, penyedia gas utama Eropa, kembali pulih pekan ini setelah sebelumnya kekurangan pasokan. Kekurangan ini akibat pemeliharaan rutin jaringan produksi.
Namun, pelaku pasar masih memantau risiko pemadaman yang tidak terduga, mengingat ada dua lapangan gas yang mengalami masalah, Rabu (19/7/2023). Selain itu, akan lebih banyak perawatan rutin bulan depan.
Sementara itu, gelombang panas yang melanda Eropa semakin memburuk. Suhu ekstrem menjalar dari Italia dan Spanyol, kini mulai ke Turki. Pada saat yang sama, kebakaran hutan marak terjadi di Yunani.
Harga gas di Spanyol dan Italia diperjualbelikan dengan level premium dibanding di Belanda. Konsumsi listrik di Italia melonjak akibat warganya banyak menggunakan pendingin menghadapi suhu ekstrem. Bahkan, rata-rata konsumsi energi di Italia mencapai yang tertinggi sejak 2017 pada Selasa kemarin, berdasarkan data Bloomberg.
Pembelian gas meningkat di Inggris, di mana suhu saat ini berada di bawah rata-rata musiman. Total permintaan melesat ke level yang terjadi pada Mei kemarin.
Persaingan pasar Eropa akan tetap ketat, dengan kemungkinan harga yang terus bereaksi terhadap pemberitaan meningkatnya permintaan akibat suhu ekstrem maupun pembatasan pasokan yang tidak direncanakan.
"Melihat beberapa bulan ke depan, tidak sulit untuk menggambarkan penurunan harga lebih lanjut jika penyimpanan di Eropa penuh di awal September saat musim dingin dimulai," ujar James Henderson, Kepala Analis Oxford Institute of Energy Studies.
Kontrak harga gas Belanda bulan depan turun menjadi €26.96 per megawatt-hour, setelah sehari sebelumnya naik hampir 8%. Kontrak yang sama di Inggris naik 1,8% menjadi 67,87 pence.
(bbn)