Sridhar Natarajan, Bloomberg News
Bloomberg, Laba bersih raksasa keuangan Goldman Sachs Group Inc. mengalami penurunan. Penurunan ini bahkan membuat bank investasi tersebut mencatat kinerja kuartalan terburuk selama dipimpin oleh Chief Executive Officer (CEO) David Solomon.
Pendapatan jatuh 58% karena penurunan segmen investment banking, real estat dan penurunan goodwill di segmen konsumer. Segmen ini dijalankan oleh unit bisnis GreenSky, yang merupakan fintech milik Goldman Sachs.
Penurunan kinerja keuangan tersebut, membuat kemampuan perusahaan mencetak laba dari modal sendiri atau return on equity (ROE) turun menjadi 4%. Level ini menjadi yang terburuk dibanding raksasa bank Amerika Serikat (AS).
Segmen perdagangan surat berharga bersifat ekuitas menjadi satu-satunya yang paling bersinar. Kinerjanya mampu menyaingi para pesaing, dengan pendapatan mencapai US$3 miliar, melampaui estimasi sebelumnya, US$2,47 miliar.
Manajemen Goldman Sachs belakangan ini telah berupaya memperhalus kinerja keuangan yang tidak stabil secara kuartalan. Perusahaan kerap memperoleh keuntungan yang besar pasca pandemi, namun tak jarang target keuntungan terlewati.
Saat ini, investor berada dalam sikap untuk memantau apakah Goldman Sachs mampu mencatatkan kinerja yang lebih stabil di kuartal berikutnya.
Tidak seperti kompetitor pada umumnya, Goldman Sachs lebih suka menggunakan kas internal untuk berinvestasi. Ini yang membuat kinerja keuangan lebih volatile.
Goldman Sachs juga mencatat kenaikan biaya operasional imbas konsolidasi investasi real estat dan penurunan goodwill. Akibat hal ini, Goldman Sachs mencatat penyesuaian nilai kerugian sekitar US$1 miliar.
Goldman Sachs belakangan juga tengah mengejar penjualan GreenSky, perusahaan yang baru saja dibelinya sekitar satu tahun lalu. Indikasi ini terlihat dari upaya manajemen untuk lebih menggeber strategi retail-banking selama beberapa tahun terakhir.
(bbn)