Menteri Keuangan Pakistan telah dua kali berbicara mengenai restrukturisasi hutang bilateral tanpa memberikan rincian pada tahun lalu namun tidak menindaklanjutinya karena kurangnya konsensus. Terakhir kali, Menteri Keuangan Ishaq Dar membuat sebuah pengumuman bulan lalu, tapi bank sentral menyangkal bahwa langkah seperti itu diperlukan atau bahwa ada pembicaraan yang direncanakan.
Utang luar negeri negara Asia Selatan ini telah meningkat dari US$85 miliar pada awal program sebelumnya di tahun 2019 karena pendapatan yang rendah dan pembayaran utang yang tinggi.
Pakistan telah meningkatkan pendapatan pajak dan harga energi untuk memenuhi permintaan IMF tetapi belum mampu membuat kemajuan dalam masalah struktural jangka panjang seperti privatisasi perusahaan-perusahaan milik negara.
IMF juga mengatakan bahwa bank sentral Pakistan perlu melanjutkan siklus pengetatannya karena tekanan-tekanan inflasi diperkirakan akan terus berlanjut di tahun mendatang.
Pasar saham kemungkinan akan memperhitungkan kenaikan 100 sampai 150 basis poin lebih lanjut untuk pertemuan kebijakan moneter pada 31 Juli, kata Faisal Bilwani, seorang trader di Alfalah CLSA Securities.
(bbn)