"Situasi militer dan politik di Semenanjung Korea dan di wilayah tersebut telah mencapai garis merah ekstrim karena manuver konfrontasi militer yang sembrono dan tindakan bermusuhan AS dan pasukan bawahannya," tulis KCNA mengutip juru bicara yang tidak disebutkan namanya.
“Semakin berbahaya ancaman AS terhadap DPRK, semakin kuat serangan balik yang akan dihadapi AS secara proporsional,” lanjutnya.
Setelah menembakkan sejumlah rudal balistik tahun lalu, rezim Kim Jong Un relatif tenang memulai tahun 2023. Mereka menguji satu rudal balistik pada 1 Januari, hanya beberapa jam memasuki tahun baru.
AS dan Korea Selatan menggelar latihan udara bersama Rabu (01/02/2023) yang mencakup bom strategis B-1B, dan pesawat tempur siluman F-22 dan F-35B.
"Latihan itu untuk menunjukkan keinginan dan kemampuan AS untuk memberikan pencegahan yang kuat dan kredibel terhadap ancaman nuklir dan rudal Korea Utara," ujar Kementerian Pertahanan Korsel di Seoul.
Menteri pertahanan AS mengatakan latihan gabungan itu akan dilanjutkan. “Saya hanya akan mengatakan bahwa tujuan kami adalah dan selalu untuk meningkatkan keamanan dan stabilitas yang lebih besar di seluruh kawasan,” kata Austin, Kamis (02/02/2024) saat berkunjung ke Filipina.
(bbn)