Ketut menjelaskan, perkara dugaan korupsi tambang ini ditangani pun telah Kejaksaan Tinggi Sulawesi Tenggara sejak Februari 2023. Dalam perjanjian KSO (Kerjasama Operasi), PT LAM seharusnya menjual ore nikel ke PT Antam.

Akan tetapi kenyataannya kebanyakan ore nikel hasil tambang di wilayah konsensi itu justru malah lebih banyak malah dijual ke smelter Morowali dan Morosi. Penjualan ke smelter ini menggunakan dokumen terbang 'palsu' milik PT Kabaena Kromit Pratama.

"Kejahatan ini berlangsung secara berlanjut karena adanya pembiaran dari pihak PT Antam," ujar Ketut.

Terkait Kasus BTS Kominfo

Nama Windu Aji Sutanto juga disebut-sebut ikut terseret dalam kasus korupsi menara BTS 4G Bakti Kominfo.

"Banyak media yang menanyakan kepada saya, apakah yang ditahan pada hari ini ada terkait dengan nama yang beredar di perkara BTS. Jawabannya, iya," kata Ketut.

Nama Windu memang sempat disebut dalam Berita Acara Pemeriksaan (BAP) salah satu tersangka BTS, yaitu Komisaris PT Solitech Media Irwan Hermawan. Dalam BAP tersebut, Irwan mengaku telah menyerahkan uang sebesar RP75 miliar kepada Windu.

Uang tersebut diserahkan Irwan melalui 3 tahap. Pertama, dilakukan melalui kurir ke rumah Windu yang berada di Perumahan Patraland, Kuningan, Jakarta Selatan. Sementara itu, untuk tahap kedua dan ketiga, Irwan langsung memberikan kepada Windu.

(rui)