Negara yang dipimpin oleh Kim Jong Un tersebut mengecam kelompok itu sebagai "alat perang nuklir", dan menuntut diakhirinya penempatan kapal selam di semenanjung. Mereka juga menolak tawaran AS dan Korsel untuk kembali membicarakan tentang perlucutan senjata nuklir yang lama terhenti.
"AS harus tahu bahwa sistem pencegahan yang diperluas, dan sistem aliansi militer yang diperluas secara berlebihan, juga entitas yang mengancam, hanya akan membuat Korea Utara semakin menjauh dari meja perundingan," kata Kim Yo Jung, saudara perempuan Kim Jong Un dalam sebuah pernyataan pada Senin (17/7/2023) yang diterbitkan oleh media pemerintah.
Di sisi lain, Korea Utara pekan lalu menguji rudal baru yang dirancang untuk mengirimkan hulu ledak nuklir ke daratan AS dalam peluncuran yang diawasi oleh Kim Jong Un. Korean Central News Agency, kantor berita resmi negara, mengatakan rudal balistik Hwasong-18 berfungsi sebagai "peringatan yang kuat" bagi AS dan Korsel untuk berhenti membawa aset nuklir Amerika ke semenanjung, menerbangkan pesawat mata-mata, dan mengadakan latihan militer bersama.
China juga mengecam rencana untuk membawa kapal selam AS di dekat semenanjung Korea. Negara tersebut mengatakan rencana itu telah merusak rezim nonproliferasi nuklir global.
--Dengan asistensi dari Shinhye Kang.
(bbn)