Minimnya informasi seputar Qin Gang terjadi ketika China menghadapi pengawasan yang semakin meningkat atas kurangnya transparansi. China memiliki akses terbatas ke data perusahaan, dokumen pengadilan, jurnal akademis, dan membungkam jaringan ahli yang melayani bisnis, sehingga menghambat kemampuan investor untuk menilai ekonomi.
Dengan beberapa acara diplomatik besar yang bakal digelar termasuk Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan KTT G20 yang akan diselenggarakan pada bulan September, China memiliki waktu kurang dari dua bulan untuk mengklarifikasi siapa bakal menjadi perwakilan utamanya di panggung dunia.
"Ada sesuatu yang semua orang bicarakan tapi tidak bisa dibicarakan secara terbuka," tulis Hu Xijin, mantan pemimpin redaksi Global Times, di media sosial Weibo pada akhir pekan lalu, tanpa menyebutkan situasi Qin Gang. "Perlu ada keseimbangan antara menjaga operasi tetap berjalan dan menghormati hak publik untuk mendapatkan informasi."
"Mengungkapkan informasi akan membantu meningkatkan kredibilitas pejabat dan memberikan kepercayaan kepada sektor swasta," tambahnya.
'Kondisi Fisik'
Kementerian Luar Negeri China pertama kali diminta untuk menanggapi ketidakhadiran Qin Gang pada 7 Juli lalu, setelah laporan Politico mengenai kemungkinan adanya masalah kesehatan yang muncul sebelum ditundanya pertemuan dengan diplomat tinggi Uni Eropa Joseph Borrell. Kementerian mengatakan bahwa mereka "belum mendengar tentang masalah itu".
Empat hari kemudian, para pejabat mengatakan bahwa Qin Gang akan melewatkan pertemuan-pertemuan PBB Asia Tenggara di Jakarta karena "kondisi fisiknya", tanpa menjelaskan lebih lanjut.
Pada konferensi pers Senin (17/7/2023), Juru bicara Kementerian Luar Negeri Mao Ning mengatakan bahwa kegiatan diplomatik China berjalan seperti biasa. Ketika ditanya apakah Qin Qang masih menduduki jabatannya, ia merujuk para wartawan ke situs web kementerian, di mana ia masih terdaftar sebagai menteri luar negeri.
Awal tahun ini, muncul rumor di media sosial China bahwa Qin Qang terlibat dalam perselingkuhan dengan seorang tokoh televisi China. Ketika ditanya tentang laporan Times of London tentang rumor tersebut, Mao Ning mengatakan: "Saya tidak mengetahui apa yang Anda katakan."
Partai Komunis China secara resmi melarang kadernya memiliki hubungan di luar nikah, dan badan pengawas disiplinnya sering mengutip perselingkuhan ketika mendakwa pejabat senior dengan tuduhan korupsi. Namun, mantan Wakil Perdana Menteri Zhang Gaoli masih muncul pada kongres kepemimpinan tahun lalu tak lama setelah skandal atas laporan perselingkuhan yang dilakukannya selama satu dekade.
Rahasia Kesehatan
China terkenal sangat menjaga status kesehatan para pejabatnya, yang berarti Qin Gang bisa saja sakit. Presiden Xi Jinping adalah anggota terakhir dari para pemimpin G-20 yang mengungkapkan status vaksinasi selama pandemi Covid-19, dan baru mengumumkannya kepada publik pada Juli 2022.
Ketika utusan iklim China Xie Zhenhua tidak hadir dalam sebuah panel di sela-sela Konferensi Keamanan Munich pada Februari lalu, mantan pejabat yang menggantikannya mengatakan kepada para hadirin bahwa politisi China itu sedang memulihkan diri dari Covid. Beberapa hari kemudian dalam sebuah pidato video upacara penghargaan, Xie Zhenhua meminta maaf karena tidak dapat hadir secara langsung dengan alasan kesehatan.
Utusan iklim Presiden Joe Biden, John Kerry, kemudian mengatakan kepada majalah Foreign Policy bahwa Xie Zhenhua menderita semacam stroke pada bulan Januari, yang membuatnya tidak dapat bekerja selama sekitar satu setengah bulan. China tidak pernah secara resmi mengumumkan kondisi kesehatannya.
Dalam situasi lain, ketidakhadiran yang panjang dapat menjadi pertanda akhir dari sebuah karir. Xiao Yaqing, mantan menteri industri dan teknologi informasi, menghilang dari pemberitaan pemerintah dan liputan media resmi selama 21 hari tahun lalu, sebelum akhirnya diumumkan bahwa ia sedang diselidiki oleh badan anti-korupsi tertinggi di negara tersebut.
- Dengan bantuan dari Yihui Xie, Xiao Zibang dan Lucille Liu.
(bbn)