Merespons penurusan tersebut, Ia juga mengatakan jika pemerintah hingga saat ini juga tengah melakukan efisiensi. Salah satu upaya efisiensi tersebut dilakukan lewat pengadaan digital yang diklaim mampu menghemat anggaran negara hingga Rp1.600 triliun.
Sebelumnya, BPS mencatat kinerja ekspor Indonesia selama Juni 2023 mengalami penurunan hingga 21,18% secara tahunan (YoY) dengan nilai mencapai US$20,61 miliar.
Sekretaris Utama BPS Atqo Mardiyanto melaporkan penurunan ekspor secara agregat tersebut disebabkan oleh penurunan harga komoditas tambang, utamanya yaitu nilai ekspor sektor pertambangan dan lainnya yang mengalami penurunan paling dalam secara bulanan yakni 15,30% dan tahunan 37,49%.
BPS mencatat nilai ekspor nonmigas Indonesia Juni 2023 mencapai US$19,34 miliar, dengan penurunan terdalam terjadi pada sektor pertambangan dan lainnya mencapai 15,30% akibat penurunan harga komoditas batubara biji tembaga bijih timbal. Secara tahunan kinerja sektor pertambangan mengalami penurunan 37,49%.
(ibn/evs)