Menurutnya, karena memiliki pasar Pertamina sebagai jangkar, PIS memiliki pondasi yang solid yang untuk ekspansi ke portofolio bisnis baru yang memiliki tingkat return lebih tinggi.
"Melalui anak-anak usaha PIS, kami menjajaki proyek-proyek di luar negeri dan klien-klien baru. Namun, tantangannya, sekarang pasar pengapalan yang sedang sangat kuat ini juga diikuti dengan harga aset yang sangat mahal," ujarnya.
Sebagai salah satu fokus inovasi, Yoki memproyeksi pasar angkutan LNG akan sangat kuat. Hal ini terlihat dari harga aset yang terus-terusan naik. Harga kapal untuk LNG, misalnya, tahun lalu sekitar senilai US$90 juta, sekarang harganya sudah lebih dari US$100 juta.
"Jadi sudah ada capital gain dari aset itu sendiri. Itu menunjukkan bagaimana pasar sangat bullish terhadap potensi angkutan gas," ujar Yoki.
(dba)