Ke depan, sepertinya harga emas berada di persimpangan. Secara teknikal, potensi kenaikan masih terbuka meski tipis saja ke US$ 1.956,49/ons.
Namun ada pula risiko koreksi terbatas menuju US$ 1.951,67/ons.
Harga Emas Gamang
Mengutip Bloomberg News, kegamangan harga emas dunia disebabkan sikap investor yang cenderung wait and see. Di satu sisi, investor berhati-hati memandang prospek ekonomi China yang suram.
Bahkan Janet Yellen, Menteri Keuangan Amerika Serikat (AS), sampai memberi wanti-wanti. Menurutnya, perlambatan ekonomi China akan mempengaruhi perekonomian dunia.
“Banyak negara yang bergantung kepada China untuk mendorong pertumbuhan ekonomi mereka, terutama negara-negara Asia. Saat China melambat, maka dampaknya bisa terasa sampai ke AS,” tegas Yellen dalam wawancara dengan Bloomberg Television.
Namun di sisi lain, ada sentimen positif yaitu ekspektasi bahwa siklus pengetatan moneter bank sentral AS (The Federal Reserve/The Fed) sudah hampir mencapai puncak.
Mengutip CME FedWatch, peluang kenaikan suku bunga acuan AS sebanyak 25 basis poin (bps) menjadi 5,25-5% dalam rapat bulan ini mencapai 97,3%. Namun bisa jadi itu adalah kenaikan terakhir, karena pada akhir tahun Federal Funds Rate mungkin saja tetap bertahan di level tersebut. Probabilitasnya adalah 63,2%.
Tanpa sentimen kenaikan suku bunga, emas diuntungkan. Sebab, emas adalah aset yang tidak memberikan imbal hasil (non-yielding asset) yang bisa menjadi pilihan dalam iklim suku bunga rendah.
(aji)