Bloomberg News
Bloomberg, Presiden Vladimir Putin mengancam akan menyerang Ukraina sebagai balasan atas ledakan yang merusak jembatan utama Rusia ke Krimea.
“Rusia, tentu saja, akan merespons,” kata Putin Senin (17/07/2023) malam dalam pertemuan dengan para pejabat negara yang disiarkan di televisi. “Kementerian Pertahanan sedang menyiapkan proposal yang sesuai.”
Pusat Antiterorisme Nasional Rusia mengatakan dua drone permukaan Ukraina menyerang jembatan itu pada dini hari Senin, merusak bagian jalan raya.
Televisi pemerintah menunjukkan sebagian jalan raya telah rusak setelah ledakan di jembatan sepanjang 19 kilometer yang menghubungkan Rusia ke Krimea melintasi Selat Kerch, yang paling serius sejak ledakan besar pada bulan Oktober.
Ledakan tersebut menyebabkan berhentinya layanan jalan raya dan kereta api jembatan itu. Para pejabat mengatakan transportasi kereta api berlanjut Senin malam, meskipun jalan tetap ditutup karena operasi perbaikan dimulai di jalur tersebut.
Ledakan itu terjadi beberapa jam sebelum Rusia mengumumkan penghentian kesepakatan yang mengizinkan ekspor biji-bijian Laut Hitam dari Ukraina yang ditengahi oleh PBB dan Turki.
Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan keputusan itu tidak terkait dengan insiden jembatan. Rusia mengindikasikan minggu lalu bahwa kemungkinan akan menarik diri dari perjanjian tersebut.
Dua orang tewas dan seorang gadis remaja terluka di sebuah mobil di jembatan pada saat serangan itu, kata Komite Investigasi Rusia.
Ukraina tidak secara langsung mengklaim keterlibatan. Putin menyebut pembangunan jembatan itu sebagai "misi bersejarah" untuk Rusia sebelum dibuka pada 2018, empat tahun setelah ia mencaplok Krimea dari Ukraina.
Pada Oktober tahun lalu, sebuah ledakan besar merusak salah satu bentang jalan jembatan itu dan untuk sementara lalu lintas kereta api yang digunakan untuk memasok pasukan Rusia di semenanjung dan di wilayah Ukraina selatan berhenti. Wilayah itu diduduki oleh pasukan Kremlin yang kini menghadapi serangan balik Ukraina untuk merebut kembali wilayah tersebut.
Presiden Vladimir Putin menyalahkan Ukraina atas serangan itu. Rusia kemudian melepaskan beberapa rentetan serangan paling intens terhadap Ukraina sejak hari pertama invasi Februari 2022.
Putin memerintahkan jembatan itu dibangun setelah menganeksasi Krimea dari Ukraina, menyebut jalur ke Rusia itu sebagai "misi sejarah" ketika konstruksi dimulai pada 2016.
Rusia melaporkan serangan drone yang intens di Krimea pada Minggu (16/07/2023). Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan tujuh drone dan dua kendaraan bawah air hancur.
(bbn)