Berbagai sentimen itu akhirnya tidak memberi alasan bagi rupiah untuk mempertahankan kekuatan.
Pairing USD/IDR ditutup sedikit menguat ke kisaran Rp15.005/US$ membawa nilai rupiah melemah 48 bps pada penutupan perdagangan kemarin.
Hari ini, rupiah masih akan dibayangi oleh kekhawatiran dampak kelesuan ekonomi Tiongkok yang ditakutkan akan berimbas semakin buruk terhadap kinerja ekspor serta pada akhirnya terhadap kesehatan transaksi berjalan Indonesia.
Nilai tukar rupiah hari ini juga menanti rilis survei terbaru Bank Indonesia tentang penawaran dan permintaan pembiayaan perbankan. Data ini akan memberikan gambaran prakiraan pertumbuhan kredit juga kebutuan pembiayaan korporasi adakah mencatat laju yang mengesankan atau sudah mulai lesu darah terseret pelemahan ekonomi global.
Pada Juni, tercatat perlambatan investasi yang tercermin dalam penurunan penjualan mobil komersial, seperti data yang dirilis oleh Gabungan Industri Kendaraan Bermotor (Gaikindo). Pertumbuhan penjualan mobil secara umum juga mencatat perlambatan pada Juni, lagi-lagi melontarkan sinyal kemungkinan daya beli masyarakat terpukul dan belum mampu bangkit seperti masa sebelum pandemi.
Analisis teknikal
Secara teknikal nilai rupiah berpotensi melemah, kali ini target koreksi menuju area level Rp15.020/US$ yang merupakan support terdekat sampai dengan Rp15.049/US$.
Apabila kembali break support tersebut, berpotensi melanjutkan pelemahan ke trendline garis ungu pada area Rp15.115/US$ sebagai support terkuatnya.
Jika nilai rupiah terjadi penguatan hari ini, resistance menarik dicermati pada level Rp14.972/US$ dan resistance selanjutnya ke MA-50 pada area Rp14.906/US$ dalam tren jangka pendek.
-- dengan analisis teknikal M. Julian Fadli.
(rui)