“Transaksi potensial ini akan menghasilkan valuasi Price to Sales (P/S) sekitar 0,3x dengan menggunakan angka pendapatan pada 2021 dan mengasumsikan bahwa Telkom akan mempertahankan saham minoritas di Finnet,” papar Henry dalam risetnya, Senin (17/7/2023).
Henry juga menyebut transaksi potensial ini akan memiliki nilai mencapai Rp4.200–Rp6.300 per transaksi yang diproses, dengan menggunakan total transaksi yang diproses pada 2021.
Transaksi potensial ini dapat memberikan manfaat bagi Telkom untuk lebih mengembangkan bisnis Finnet, selain dari potensi keuntungan satu kali yang akan didapat. Karena investor strategis baru dapat membawa keahlian dan pengetahuan industri dalam operasional layanan keuangan.
Keahlian tersebut dapat menjadi kombinasi yang kuat dengan ekosistem Telkom yang luas untuk meningkatkan jumlah dan nilai transaksi Finnet, yang pada gilirannya akan meningkatkan tingkat pertumbuhan dan nilai bagi pemegang saham.
Sehingga, masuknya investor baru akan membuka peluang pertumbuhan Finnet yang lebih eksponensial.
Menurut laporan tahunan 2022, Telkom secara tidak langsung memiliki 60% saham Finnet melalui anak perusahaannya yang bergerak di bidang jasa telekomunikasi jaringan dan multimedia, PT Telkom Metra. Sementara sisanya digenggam oleh Mekar Prana Indah, sebuah anak perusahaan dari Yayasan Kesejahteraan Karyawan Bank Indonesia (BI).
Finnet adalah sebuah perusahaan yang didirikan pada 31 Desember 2005. Dan mulai beroperasi pada 2006 dengan nama Finpay, yang merupakan merek dagang Finnet.
Finnet merupakan administrator pembayaran elektronik (e-Payment) yang memiliki tiga portofolio produk, yaitu aggregator pembayaran tagihan, pengalihan pembayaran tagihan, dan solusi pembayaran online.
Sampai dengan saat ini, Finnet memiliki berbagai lisensi dari BI, seperti transfer dana, payment gateway, uang elektronik, penerima debit, dan QRIS.
Hal ini memungkinkan perusahaan terhubung dengan 122 perusahaan, 90 bank, 100 ribu outlet, 800 pedagang online, dan perusahaan pengiriman uang pada 7 negara.
Dengan sentimen dan katalis tersebut semakin memperkuat peringkat Beli yang disematkan oleh Mandiri Sekuritas dengan menetapkan target harga saham TLKM dapat mencapai Rp5.500/saham. Hal ini setara dengan potensi kenaikan 38% dari level harga saat ini.
Kemudian, Henry secara singkat memproyeksikan pencapaian Earning Per Share (EPS) Telkom dapat mencapai angka Rp277/saham pada kinerja 2023, dan Rp287/saham pada 2024 mendatang. Dengan EPS Growth masing-masing sebesar 1,0% dan 3,5%.
Pada perdagangan Senin (17/7/2023), saham TLKM tengah bergerak menguat 20 poin atau setara 0,51% menuju level Rp3.950/saham. Setelah ditransaksikan sebanyak 6.728 kali. Volume transaksi mencapai 31,18 juta saham, dengan nilai transaksi Rp123,15 miliar.
Adapun sepanjang tahun berjalan (Year to Date/YtD), saham TLKM dalam tren positif dan mengalami kenaikan mencapai 5,33% YtD.
(fad/dhf)