Logo Bloomberg Technoz

ADHI memperoleh kontrak senilai Rp355 miliar. Waskita menerima kontrak Rp426 miliar. Kontrak untuk KSO PTPP-WIKA menjadi yang tersebesar, Rp1,39 triliun.

Salah Strategi

Pengamat Penerbangan Alvin Lie menilai, dari banyaknya isu terkait dengan Bandara Internasional Kertajati, salah satu yang paling utama adalah persoalan perencanaan pembangunan yang terkesan terlalu dikebut. Hal ini yang ditengarai sebagai penyebab bandara tersebut berpotensi merugi.

Menurutnya, pembangunan bandara yang baik dirancang untuk berkembang bertahap sesuai dengan pertumbuhan muatan.

Dalam hal ini, dia menjelaskan, lahan disiapkan untuk kebutuhan 50 sampai dengan 100 tahun, tetapi pembangunannya dimulai dari kapasitas kecil sesuai kebutuhan untuk 10 tahun. Setelah itu, bandara baru dikembangkan sesuai pertumbuhan muatan.

“Contohnya Bandara Soekarno-Hatta. Ketika dibuka pada 1985, hanya 1 landas pacu dan 1 terminal. Sebaliknya, Bandara Kertajati dibangun sekaligus untuk kapasitas besar, mengabaikan kajian kebutuhan muatan. Walhasil, biaya operasi dan pengembalian modal terlalu besar dibandingkan dengan pendapatan dan terus merugi,” katanya saat dihubungi, Sabtu (15/7/2023).

Meski begitu, dia berpendapat Bandara Kertajati tidak sendirian. Pengembangan Bandara Internasional Yogyakarta di Kulon Progo juga mirip polanya dengan Kertajati, dan sama-sama mengalami  kerugian besar dalam pengoperasian.

Alvin mengatakan, solusi untuk mengatasi kerugian tersebut adalah dengan meningkatkan trafik penerbangan. Pengelola Bandara Kertajati, pemerintah pusat, serta pemerintah daerah Majalengka dan sekitarnya perlu aktif kembangkan dan mempromosikan potensi daerahnya.

“Wisata, perdagangan, industri, pertanian, budaya dan sebagainya untuk mengundang orang datang ke wilayah tersebut perlu dipromosikan. Selama ini hal tersebut belum gencar dilakukan, yang dipromosikan hanya Bandara Kertajati,” terangnya.

“Akibatnya, Bandara Kertajati hanya mengandalkan trafik warga setempat saja, plus warga Bandung yang transit. Butuh waktu panjang, komitmen dan konsistensi untuk itu.”

(yun/dhf)

No more pages