AS telah memiliki perjanjian pertahanan selama tujuh dekade dengan Filipina, yang merupakan bekas jajahannya. Kedua sekutu juga memiliki kesepakatan yang memungkinkan AS untuk merotasi pasukan dan membangun fasilitas di pangkalan Filipina.
Ada lima pangkalan militer di Filipina yang dipilih pada tahun 2016 di mana AS dapat menyimpan peralatan pertahanan, mengisi bahan bakar pesawat, dan membangun fasilitas.
Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr. juga menginginkan kerja sama politik dan ekonomi yang lebih besar dengan AS setelah hubungan kedua negara tegang di masa Rodrigo Duterte.
Di awal masa kepresidenannya, Marcos mengatakan dia tidak bisa membayangkan masa depan bangsanya tanpa AS. Dia juga baru-baru ini mengatakan bahwa dia berharap Washington akan mempertahankan kehadirannya di Laut China Selatan.
(bbn)