Logo Bloomberg Technoz

Akan tetapi, penurunan posisi ULN pada Mei tersebut tidak sejalan dengan perubahan posisi utang jangka pendek di bawah setahun terutama oleh pemerintah. Berdasarkan publikasi BI, nilai utang luar negeri pemerintah dengan masa jatuh tempo kurang dari setahun mencapai US$13,81 miliar dari posisi sebelumnya US$13.41 miliar pada April.

Adapun posisi ULN dengan masa jatuh tempo pendek untuk kelompok swasta berkurang signifikan dari US$338,12 miliar menjadi US$333,88 miliar. Meski demikian, secara umum, ULN Indonesia masih terbilang cukup aman di mana mayoritas didominasi oleh utang luar negeri dengan masa jatuh tempo di atas setahun. 

Amunisi rupiah

Posisi ULN yang relatif lebih baik mengurangi bobot tekanan pada nilai tukar rupiah yang sampai saat ini masih menghadapi potensi volatilitas terutama karena sentimen bunga acuan global. 

Walau pelaku pasar global mayoritas berkeyakinan Federal Reserve, bank sentral Amerika Serikat, kemungkinan hanya sekali lagi mengerek bunga acuan yaitu pada FOMC akhir bulan ini sebesar 25 bps, bukan berarti skenario bunga puncak the Fed di level 5,75% tertutup sama sekali.

Di pasar swap, probabilitas kenaikan the Fed ke level 5,50%-5,75% pada November dan Desember masih di atas 20%, sedikit menurun dibanding sepekan lalu ketika data inflasi Juni Amerika belum dirilis. Yang terbaru, sentimen konsumen Amerika naik pada Juli menjadi 72,6 dari sebelumnya 64,4.

Kenaikan sentimen konsumen yang melampaui perkiraan tersebut memberi optimisme di kalangan pelaku pasar terhadap potensi softlanding perekonomian Amerika juga prediksi inflasi pada Juli lebih tinggi menjadi 3,4%. "Namun, data itu tidak akan mengganggu sentimen positif yang tengah berlangsung saat ini di pasar," komentar Macro Strategist Samuel Sekuritas Lionel Prayadi dalam client-note, Senin (17/7/2023).

Rupiah bukan cuma terbebani oleh sentimen bunga acuan the Fed. Kinerja ekspor Indonesia yang terus menurun karena terseret pelemahan permintaan global dan penurunan harga komoditas juga dikhawatirkan dapat menciderai kesehatan transaksi berjalan RI.

Posisi ULN yang terjaga akan memberi kekuatan tambahan bagi rupiah setelah gebrakan baru melalui aturan repatriasi devisa ekspor dirilis bulan depan. 

Berdasarkan hitungan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, melalui kebijakan baru repatriasi devisa hasil ekspor dengan penempatan minimal 3 bulan sebesar 30% dari nilai ekspor, ada potensi sedikitnya US$40 miliar hingga US$50 miliar dalam setahun tambahan devisa di dalam negeri. 

Hitungan Citigroup, dalam tiga bulan suplai dolar AS di pasar domestik bisa bertambah setidaknya US$ 7 miliar melalui penerapan kebijakan baru tersebut, kata analis Helmi Arman. 

"Di tengah tingginya bunga acuan Amerika dan ketiadaan faktor yang bisa signifikan untuk menyimpan dalam rupiah, kami berpandangan bahwa kebijakan manajemen pengaturan aliran modal harus menjadi alat utama untuk meredam arus keluar modal dan membatasi risiko terhadap neraca pembayaran Indonesia," jelas Helmi seperti dilansir dari Bloomberg News.

(rui/aji)

No more pages