Yoon memperingatkan musim hujan belum berakhir, dan ada kemungkinan hujan akan datang lagi di hari Selasa (18/7/2023). Semua disebabkan oleh perubahan iklim, dan akan segera dianggap sebagai kondisi yang "normal". Presiden menekankan bahwa negara harus segera menanggapi kondisi ini sebagai hal yang biasa terjadi, bukan sebuah anomali.
Menjelang kunjungannya ke daerah yang terdampak di Provinsi Gyeongsang Utara, tenggara ibu kota Seoul, Yoon menggelar pertemuan untuk mengatur kegiatan penyelamatan dan mengkoordinasi kerja sama antara militer dan polisi.
Di sisi lain, juru bicara Kemterian Pertahanan Jeon Ha-Kyu dalam sebuah pengarahan di Seoul mengatakan telah mengerahkan lebih dari 5.600 tentara, dan mempersiapkan lebih dari 100 perlengkapan untuk membantu penyelamatan dan pemulihan di seluruh negeri.
Sementara itu, polisi setempat mengatakan akan melakukan penyelidikan atas insiden yang terjadi di terowongan di kawasan Osong Provinsi Chungcheong Utara. Dilaporkan Yonhap, setidaknya 13 orang tewas di lokasi tersebut. Hal ini disebabkan oleh 15 kendaraan, termasuk sebuah bus, terjebak di dalam terowongan di kota tersebut setelah sungai terdekat meluap dan membanjiri jalan bawah tanah itu.
Selain itu, ada beberapa masalah kecil terjadi di SPBU kawasan Daejon, namun seorang pejabat di Hyundai Oilbank Co. mengatakan masalah tersebut sudah diperbaiki.
Posco Holdings Inc., pembuat baja terkemukan di Korsel, mengatakan sedang memantau cuaca dengan cermat untuk mencegah terjadinya dampak besar dari hujan lebat. Tahun lalu, perusahaan tersebut sempat menghentikan produksi selama beberapa bulan karena Topan Hinnamnor.
Setiap musim panas, Korea Selatan dihantam oleh badai dan hujan lebat dengan bencana alam yang merenggut puluhan nyawa dan menyebabkan kerusakan properti. Pada tahun 2022, Seol dilanda hujan badai terberat dalam 80 tahun, menyebabkan ratusan orang kehilangan rumah dan ribuan bangunan terendam banjir.
--Dengan asistensi dari dari Heesu Lee.
(bbn)