Bloomberg Technoz, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan tingkat kemiskinan Indonesia turun. Namun, ketimpangan antar penduduk makin lebar.
"Pada Maret 2023, persentasi penduduk msikin di Indonesia adalah 9,36% atau mencapai 25,9 juta orang," kata Atqo Mardiyanto, Sekretaris Utama BPS, dalam jumpa pers di kantornya, Jakarta, Senin (17/7/2023).
Akan tetapi, data ketimpangan menunjukkan ada pemburukan. Ketimpangan pengeluaran diukur dengan rasio gini, dengan rentang 0-1.
Semakin rendah angkanya, maka pengeluaran antar penduduk makin merata. Sebaliknya, angka yang semakin tinggi menunjukkan jurang yang kian lebar.

Pada Maret 2022, rasio gini tercatat 0,3888. Lebih tinggi dibandingkan September 2022 dan periode yang sama tahun sebelumnya.
Ketimpangan ini, lanjut Atqo, bahkan lebih tinggi dibandingkan saat pandemi Covid-19. Secara garis besar, penyebab kenaikan ketimpangan adalah pertumbuhan kesejahteraan yang diterima masyarakat kelas atas lebih cepat ketimbang di kelas menengah-bawah.
"Istilahnya, 'kue' yang diterima 40% penduduk menengah-bawah itu lebih lambat dibandingkan yang 20% kelas atas. Di atas makin besar, makin cepat. Mereka yang menengah-bawah lebih lambat pertumbuhannya, sehingga terjadi ketimpangan," jelas Atqo.
(aji)