Salah satu sumber menambahkan PT Mekar Prana Indah, anak perusahaan Yayasan Kesejahteraan Pegawai Bank Indonesia yang memiliki saham minoritas di Finnet mungkin akan ikut menjual porsi kepemilikannya.
Menurut para sumber, saat ini diskusi sedang berlangsung, sehingga hal-hal seperti penilaian dapat berubah dan Telkom bisa saja memutuskan untuk tidak melanjutkan rencana itu.
Menurut laporan tahunan 2022, Telkom secara tidak langsung memiliki 60% saham Finnet melalui anak perusahaannya yang bergerak di bidang jasa telekomunikasi jaringan dan multimedia, PT Telkom Metra.
Merek Finpay dari unit fintech ini mulai beroperasi pada tahun 2006, dan menyediakan layanan pembayaran digital termasuk transfer dana, gerbang pembayaran, dan sistem pembayaran kode QR standar negara, atau QRIS. Finpay terhubung dengan sekitar 90 bank, 800 pedagang online dan 100.000 outlet.
Perusahaan-perusahaan Asia Tenggara aktif merayu para investor untuk masuk masuk ke bisnis fintech dengan menawarkan prospek yang menarik yang disokong oleh pertumbuhan ekonomi di kawasan ini.
Perusahaan Filipina yang didukung PLDT Inc, Maya, dikabarkan juga sedang mempertimbangkan pengumpulan dana sekitar US$150 juta, sementara Boost Holdings Sdn, sebuah unit dari perusahaan raksasa nirkabel Malaysia Axiata Group Bhd mungkin akan menggalang $50 juta hingga US$100 juta melalui putaran pendanaan baru.
(dhf)