Logo Bloomberg Technoz

Beril Akman dan Firat Kozok - Bloomberg News

Bloomberg, Turki menaikkan pajak bahan bakar (BBM) hampir 200% pada Minggu (16/07/2023), sebuah langkah yang akan memperbesar tekanan inflasi dan semakin membebani pengeluaran rumah tangga di negara tersebut.

Pajak konsumsi khusus yang baru untuk berbagai jenis bahan bakar, termasuk bensin dan solar itu diterbitkan oleh pemerintah Turki melalui sebuah Lembaran Negara Resmi.

Menurut pernyataan Kementerian Keuangan, kenaikan tersebut akan membantu memenuhi kebutuhan pembiayaan bencana gempa bumi yang mematikan pada Februari lalu dan memungkinkan kementerian mempertahankan cadangan kas yang kuat. Gempa bumi itu menyebabkan kerusakan lebih dari US$100 miliar, menurut perkiraan pemerintah.

Namun, keputusan itu juga diperkirakan akan memperburuk inflasi, yang saat ini mencapai 38%, dan bila digabungkan dengan lira yang melemah dan rencana pemerintah untuk meningkatkan pengeluaran untuk memenuhi janji pemilu.

Cem Cakmakli, asisten profesor ekonomi di Universitas Koc yang berbasis di Istanbul mengatakan serangkaian kenaikan harga di Turki dapat memicu inflasi akhir tahun sekitar 60%.

Bahkan sebelum kebijakan baru ini keluar, perkiraannya sekitar 50%.

“Namun gelombang kenaikan BBM, khususnya solar, akan berdampak luas karena sebagian besar kegiatan ekonomi didukung oleh solar,” kata Cakmakli. “Kami memperkirakan kenaikan harga makanan besar-besaran” mengingat betapa pentingnya hal itu bagi produksi dan transportasi.

Presiden Recep Tayyip Erdogan, yang mendapatkan masa jabatan lima tahun lagi dalam pemilu Mei lalu menjanjikan kenaikan upah minimum sementara dan peningkatan pensiun. Lira telah kehilangan sekitar seperempat nilainya terhadap dolar sejak pemilu.

(bbn)

No more pages