Di pasar NDF, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS terakhir diperdagangkan sedikit melemah akan tetapi masih bertahan di bawah Rp15.000/US$ memberi sinyal mata uang Indonesia mungkin masih akan berusaha mempertahankan penguatan di bawah level tersebut di pasar spot.
Secara teknikal nilai rupiah berpotensi melanjutkan penguatan. Target terdekat rupiah menuju area level Rp14.935/US$. Adapun jika berhasil break resistance tersebut, berpotensi melanjutkan ke Rp14.890/US$ sebagai level optimis rupiah.
Apabila nilai rupiah terjadi pembalikan arah, cermati support terdekat pada level Rp15.000/US$ dan support selanjutnya pada level Rp15.101/US$ pada area level di antara MA-100 dan MA-200 nya.
Neraca dagang dan DHE eksportir
Pelaku pasar menanti rilis terbaru data kinerja ekspor dan impor Indonesia pada Juni, yang akan dijadwalkan hari ini oleh Badan Pusat Statistik.
Konsensus 17 ekonom yang disurvei oleh Bloomberg memperkirakan kinerja ekspor RI pada Juni lalu anjlok 17,54%. Sementara impor juga diperkirakan akan turun 3,95%, setelah berhasil mencatat pertumbuhan positif bulan sebelumnya.
Penurunan kinerja ekspor dan impor RI sudah diprediksi seiring berakhirnya kenaikan harga komoditas global serta terutama ketika perekonomian China terlihat kurang tenaga.
Adapun dari lanskap global, valuta dunia hari ini akan menanti data penjualan ritel Amerika untuk Juni.
Pamor rupiah terutama akan mendapatkan energi dari kebijakan baru yang dirilis pemerintah RI terkait pewajiban penempatan devisa hasil ekspor (repatriasi) yang akan berlaku efektif mulai 1 Agustus mendatang.
Aturan itu tertuang dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 36 Tahun 2023 tentang DHE Dari Kegiatan Pengusahaan, Pengelolaan, dan/atau Pengolahan Sumber Daya Alam.
DHE hasil eksplorasi komoditas dengan nilai Pemberitahuan Pabean Ekspor (PPE) lebih dari US$ 250.000 wajib disimpan di Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia maupun bank yang melakukan kegiatan usaha dalam valas.
Pemerintah menentukan nilai DHE yang wajib disimpan dalam sistem keuangan Indonesia adalah 30% dari total transaksi. Sebagai contoh, nilai DHE yang wajib diparkir di sisten domestik dari nilai ekspor senilai US$ 1 juta adalah US$300.000. Akan tetapi, eksportir dapat memarkirkan DHE-nya secara sukarela jika nilai transaksi ekspor kurang dari US$ 250.000.
Regulasi baru tersebut akan memberi bagi mata uang rupiah untuk lebih tangguh menghadapi tekanan eksternal. Dengan pewajiban parkir devisa selama minimal 3 bulan dengan nilai hingga 30% dari total ekspor, itu akan membantu penambahan suplai dolar AS di pasar domestik.
Perhitungan CitiGroup, beleid baru itu akan membantu penambahan suplai dolar AS sekitar US$ 7 miliar secara kumulatif dalam tiga bulan, kata analis Helmi Arman. Sementara HSCB Holdings memperkirakan ada potensi terbatas kebijakan tersebut akan menyokong otot rupiah, seperti dilansir dari Bloomberg News.
Suplai dolar yang melimpah akan memberi penguatan bagi rupiah agar lebih stabil dan tidak mudah terombang-ambing arus keluar masuk dana asing, terutama di pasar portofolio.
Selama Juli ini, dana asing dari pasar surat utang RI sudah keluar tak kurang dari US$308,6 juta dan membuat rupiah keluar sebagai salah satu valuta terburuk di Asia.
Kendati sepanjang Juli (month-to-date), nilai rupiah masih mampu mencetak penguatan 0,4%, itu masih di bawah penguatan indeks valuta Asia yang mampu melesat 2% pada periode yang sama, berdasarkan data yang dikompilasi oleh Bloomberg.
-- dengan analisis teknikal M. Julian Fadli.
(rui)