Terlihat bahwa saham-saham emiten rumah sakit mengalami kenaikan harga paling signifikan. Harga saham MIKA dan CARE melesat lebih dari 11% pekan ini.
Henry Wibowo Executive Director and Head of Indonesia Research & Strategy JPMorgan mengatakan akumulasi beli saham rumah sakit dipicu oleh sentimen positif bagi operator rumah sakit.
"UU reformasi layanan kesehatan yang baru saja disahkan akan meningkatkan pasokan dokter, terutama dokter spesialis, di Indonesia dalam jangka menengah-panjang. Ini merupakan sentimen positif bagi operator rumah sakit karena prospek pertumbuhan jangka panjang akan membaik," kata Henry kepada Bloomberg Technoz.
Menurut Henry, kekurangan dokter telah menjadi salah satu hambatan terbesar ekspansi rumah sakit dalam beberapa dekade terakhir.
Hati-hati Koreksi
Namun, apakah reli saham-saham kesehatan, khususnya emiten pengelola rumah sakit, bisa bertahan lama? Apakah peluang kenaikan lebih lanjut masih terbuka?
Sayangnya, mungkin tidak. Kenaikan harga yang sudah begitu tinggi akan memancing investor untuk melakukan aksi ambil untung atau profit taking. Jika ini terjadi, maka harga saham emiten kesehatan berisiko melemah.
Secara teknikal, risiko koreksi harga saham MIKA terlihat nyata. Pada penutupan akhir pekan ini, saham MIKA dibanderol Rp 2.900.
Target koreksi terdekat ada di Rp 2.852. Jika tertembus, maka ada kemungkinan koreksi lebih lanjut menuju Rp 2.686.
Sementara harga saham CARE ditutup di Rp 515 pekan ini. Ke depan, risiko penurunan cukup besar.
Target koreksi terdekat ada di Rp 484. Apabila tertembus, maka ada peluang penurunan lebih dalam menuju Rp 481.
(aji/frg)