Logo Bloomberg Technoz

Puncak Suku Bunga Sudah Terlihat

Kelesuan dolar AS tidak lepas dari ekspektasi pasar terhadap inflasi di Negeri Adikuasa. US Bureau of Labor Statistics melaporkan, inflasi AS pada Juni 2023 adalah 3% year-on-year (yoy). Melambat dibandingkan bulan sebelumnya yang 4% yoy sekaligus jadi yang terendah sejak Maret 2021.

Sementara inflasi inti tercatat 4,8% yoy. Melambat dibandingkan bulan sebelumnya yang 5,3% yoy dan jadi yang terlemah sejak Oktober 2021.

Perkembangan ini membuat investor meyakini bahwa puncak suku bunga acuan sudah dekat. Untuk bulan ini, bank sentral The Federal Reserve/The Fed memang diperkirakan menaikkan suku bunga acuan sebanyak 25 basis poin (bps) ke 5,25-5,5%. Berdasarkan CMC FedWatch, peluangnya mencapai 96,1%.

Namun bukan tidak mungkin itu adalah kenaikan terakhir tahun ini. CME FedWatch mengungkapkan probabilitas Federal Funds Rate di 5,25-5% pada Desember 2023 adalah 61,7%.

Tanpa sentimen kenaikan suku bunga acuan yang agresif, dolar AS kekurangan ‘obat kuat’. Ini yang membuat mata uang Negeri Paman Sam melemah di Asia, termasuk di hadapan rupiah.

“Dolar AS mengalami tekanan jual akibat respons atas rilis data inflasi dan perkiraan bahwa The Fed akan lebih kalem selepas Juli. Kami menilai fenomena ini akan berlanjut karena rilis data yang lebih tenang ke depan,” sebut catatan Goldman Sachs Group Inc, sebagaimana diwartakan Bloomberg News.

(aji/frg)

No more pages