Logo Bloomberg Technoz

"Untuk itu, KDEI Taipei ingin lebih melakukan penetrasi ke pasar Taiwan. Ini menjadi salah satu alasan KDEI Taipei untuk hadir di pameran ini yaitu untuk menjaga dan meningkatkan pasar yang sudah terbangun," jelas Iqbal.

Paviliun Indonesia di pameran Taichung International Tea, Wine, Coffee and Bakery 2023 di Taipei./dok. Kemendag


Pada perhelatan kali ini, Pavilun Indonesia menampilkan produk bijih kopi (green beans dan roasted beans) dengan merek AWI kopi, Bencoolen, Tanamera, Aro Mas Mulia, dan EOE. Khusus EOE, perusahaan ini merupakan eksportir Indonesia sekaligus distributor kopi di Taiwan yang digandeng KDEI.

Selama pameran, perusahaan memperkenalkan varian kopi premium seperti luwak dan wine coffee. Selain itu, EOE juga memperkenalkan varian kopi specialty Indonesia seperti mandailing, gayo, toraja melalui kegiatan coffee tasting.

Pada pameran, Paviliun Indonesia juga menghadirkan mesin panggang kopi berukuran mini buatan Bandung, Jawa Barat dengan merek Suji Mini Roaster 100. Mesin ini didesain untuk penggemar berat kopi, mengingat kapasitas mesin tersebut hanya untuk 100 hingga 200 gram biji kopi.

Paviliun Indonesia juga menghadirkan teh dengan merek Kepala Djenggot, Herbora, dan Rumah Rempah. Selain itu, jamu dari Indonesia turut dipamerkan di Paviliun Indonesia dengan kemasan yang lebih modern dan mudah dikonsumsi.

Pada pameran kali ini, Paviliun Indonesia juga mengundang perusahaan pembuat cokelat Taiwan, dengan merek Charming. Perusahaan ini merupakan produsen cokelat yang menggunakan bahan baku dari Indonesia. Merek ini didirikan sejak 1983 dan telah memiliki pasar tersendiri di Taiwan.

"KDEI Taipei mengundang merek tersebut agar bergabung. Mengingat impor Taiwan untuk cokelat Indonesia mencapai US$826.520 pada 2022. Harapannya pasar komoditas coklat Indonesia di Taiwan dapat tetap dipertahankan," kata Iqbal.

(wdh)

No more pages