Untuk tahun 2022 saja, ucap Sri Mulyani, nilai subsidi dan kompensasi BBM dalam satu tahun, tembus di angka Rp 502 triliun. Sementara beasiswa untuk 35.000 peserta LPDP dalam satu tahun sekitar Rp 120 triliun.
"LPDP 35.000 orang, kita sekolahkan hampir 18.000 alumni LPDP, dananya Rp120 triliun. Kita hanya pakai dari hasil investasi, hanya Rp 6 triliun, kita bisa sekolahkan anak hebat untuk jadi pemimpin masa depan. Bayangkan subsidi (BBM) Rp555 triliun habis dalam 1 tahun, lebih dari 3 kali lipat (dibandingkan dengan LPDP)," ujarnya.
Namun, yang menjadi sorotan Sri Mulyani bukan tentang nilai subsidi BBM dengan dana abadi LPDP. Poin penting pada pemaparannya yaitu, upaya negara melalui APBN agar masyarakat tidak semakin terjerembap kesulitan ekonomi dampak dari pandemi Covid-19 dan geopolitik antara Rusia-Ukraina.
Di satu sisi, pemerintah juga tidak ingin membebankan APBN hanya untuk memberikan subsidi dan kompensasi BBM. Ia itu menuturkan bahwa, mau tidak mau pemerintah memutuskan untuk menaikan harga BBM agar APBN tetap sehat.
"Jadi bayangkan untuk bisa melindungi masyarakat kita harus mengeluarkan dana yang lebih dari 3 kali lipat dana abadi LPDP, agar rakyat dan ekonomi kita tetap bisa berjalan pulih sesudah mengalami pukulan pandemi," jelasnya.
(evs)