Saat dimintai konfirmasi apakah MIND ID akan menjadi pengendali INCO setelah porsi sahamnya menjadi mayoritas, Arifin memberikan sinyal bahwa kemungkinan besar hal tersebut akan terjadi.
“Jadi memang ada ini, sudah ada kesepakatan yang intinya adalah Vale itu memang sudah menunjukkan niat fleksibilitasnya. Nah, pengendaliannya itu maksudnya adalah operasional. Kan yang jaga tambangnya siapa? Dia sudah berapa tahun di situ?” terangnya.
Dengan tambahan kepemilikan sebesar 14%, lanjut Arifin meja shareholder atau pemegang saham berada di pihak MIND ID. Untuk mengendalikan operasional INCO, lanjutnya, ‘kekuasaan’ berada di pemegang mayoritas.
Bagaimanapun, dia menggarisbawahi bahwa keputusan final terkait dengan pengendali akan dilakukan melalui pemungutan suara pemegang saham, dengan hasil yang rencananya ditetapkan pada bulan ini.
Kepentingan Vale Canada & Sumitomo
Pada perkembangan lain, Arifin pun menjelaskan bahwa tambahan saham MIND ID sebesar 14% tersebut diambil dari jatah saham Vale Canada dan Sumitomo, tetapi tidak mendetailkan berapa pembagian porsi masing-masing yang didivestasikan.
“Tetapi ya, mereka kan investor asing juga ada kepentingan yang memang harusnya dipertahankan. Betul tidak? Supaya dia tetap menarik dalam melaksanakan pengoperasian perusahaannya,” tutur Arifin.
Saat ini, pemegang saham terbesar Vale Indonesia adalah Vale Canada dengan kepemilikan 43,79% porsi saham. Berikutnya, adalah MIND ID dengan kepemilikan 20% dan Sumitomo Metal Mining sebesar 15,03%. Adapun, kepemilikan publik pada Vale sebesar 21,18%.
Sekadar catatan, sebagaimana disampaikan oleh Arifin Tasrif medio Juni, MIND ID menginginkan hak pengendalian operasional dan konsolidasi keuangan atas aset tambang Vale Indonesia.
"Jika hanya membeli tambahan 11% saham divestasi tanpa hak tersebut, MIND ID tidak akan mendapatkan keuntungan dan berpotensi mengalami kerugian,” kata dia Rapat Kerja dengan Komisi VII DPR RI.
(wdh)