Logo Bloomberg Technoz

Tiga Poin Negosiasi

Menurut Zulhas, terdapat tiga poin utama yang didesak Indonesia terkait dengan kepentingan nasional di pakta tersebut. Pertama, pembukaan jalan bagi belanja pemerintah. Kedua, penaikan kandungan lokal dalam pengadaan barang badan usaha milik negara [BUMN].

“Tentu imbalannya, kita akan mendapatkan pos tarif yang selama ini kena pajak, bisa bebas tarif,” tuturnya.

Ketiga, dan yang dinilai paling  mengganggu proses negosiasi I-EU CEPA, adalah ihwal EUDR yang dinilai sangat diskriminatif untuk produk-produk agrikultur Indonesia.

“Itu ditujukan hanya untuk produk-produk kita; kopi, lada, cokelat, sawit, karet, dan cengkih. Dikait-kaitkan dengan deforestasi. Itu sangat diskriminatif. Oleh karena itu, kita akan melakukan perlawanan. Nanti berunding mengajak negara-negara yang punya kesamaan [kepentingan dengan Indonesia], seperti Malaysia,” kata Zulhas.

Bendera Uni Eropa (Sumber: Bloomberg)

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), total perdagangan RI-UE pada 2022 mencapai US$33,2 miliar, dengan ekspor US$21,5 miliar dan impor US$11,7 miliar.

Adapun, komoditas ekspor andalan Indonesia ke UE pada 2022 adalah minyak sawit dan fraksinya, asam lemak monokarboksilat industri, batu bara, tembaga, dan alas kaki dengan bagian atas terbuat dari bahan kulit. 

Sementara itu, impor utama Indonesia dari UE pada 2022 adalah pipa terbuat dari besi dan baja, obat-obatan, vaksin, mesin pembuat bubur kertas, dan kertas atau karton daur ulang.

Sekadar catatan, peraturan EUDR dirancang untuk meminimalisasi penggundulan hutan dan berdampak kepada sejumlah produk ekspor komoditas di sejumlah negara.

Peraturan yang dirancang untuk meminimalisasi penggundulan hutan ini berdampak kepada sejumlah produk Indonesia komoditas yang diekspor ke pasar Eropa yakni  minyak sawit, sapi, kayu, kopi, kakao, karet, kedelai, dan sejumlah produk agrikultura lainnya.

(wdh)

No more pages