Brian K. Sullivan - Bloomberg News
Bloomberg, Dunia baru saja mengalami bulan Juni terpanas baik di daratan maupun lautan, dengan suhu di lautan mencapai titik tertinggi baru untuk bulan ketiga berturut-turut.
Pusat Informasi Lingkungan Nasional AS menyatakan, gabungan suhu tanah dan lautan di seluruh bumi adalah 1,89 fahrenheit atau 1,05 derajat celsius di atas rata-rata pada abad ke-20 sebesar 59,9 fahrenheit. Suhu ini menjadikan bulan Juni lalu adalah yang terpanas dalam data selama 174 tahun.
Adapun lembaga itu mengatakan “hampir pasti" bahwa suhu tahun ini akan termasuk dalam peringkat 10 rekor terpanas.
Gelombang panas yang masif telah membahayakan jiwa dan membebani jaringan energi di seluruh dunia sejak awal tahun.
Cuaca yang terik juga memicu kekeringan yang berkontribusi pada kebakaran hutan, seperti yang membakar lebih dari 8,1 juta hektar di seluruh Kanada, yang berdampak pada asap tebal di AS dan Eropa.
Peningkatan suhu lautan menciptakan kondisi yang siap untuk badai. Lautan dunia menghasilkan sembilan angin kencang di atas rata-rata bulan lalu, empat di antaranya mencapai kekuatan badai. Akumulasi energi siklon global, yang merupakan tolok ukur kekuatan badai, hampir dua kali lipat dari nilai normal untuk bulan Juni.
Selain suhu global, lembaga tersebut juga menyatakan, es laut Antartika mencapai rekor terendah meskipun musim dingin sedang berlangsung di sana
(bbn)