“Ini yang saya lihat pemerintah masih kurang memperhatikan potensi-potensi di wilayah sekitar Kertajati. Jadi saya agak pesimistis kalau hanya mengandalkan Kertajati sebagai bandara yang dipromosikan pemerintah,” ujarnya saat dihubungi, Kamis (13/7/2023).
Dua Kali
Alvin menambahkan Bandara Kertajati sebelumnya sudah dua kali diupayakan untuk beroperasi penuh. Ketika pertama kali resmi dibuka pada Juli 2019, maskapai diminta untuk relokasi ke Kertajati, tetapi ternyata jumlah penumpang yang didapatkan tidak memadai.
Akibatnya, kata Alvin, banyak maskapai yang akhirnya menarik diri dari Bandara Kertajati lantaran tidak sanggup menanggung kerugian biaya operasional.
Sebelum pandemi Covid-19, lanjutnya, pemerintah juga pernah mencoba menghidupkan kembali Bandara Kertajati dengan menyediakan layanan bus DAMRI gratis dari Bandung. Namun, upaya tersebut tidak bertahan lama dan maskapai pun kembali berguguran dari bandara itu.
Alvin mengatakan pemerintah juga sudah pernah menutup Bandara Husein Sastranegara dan ‘memaksa’ penumpang untuk terbang melalui Bandara Kertajati. Namun, lagi-lagi, updaya tersebut gagal lantaran para penumpang justru beralih ke bandara di Jakarta dan Tangerang.
“Saat ini yang pemerintah lihat, hanya dengan sudah dioperasikannya Jalan Tol Cisumdawu, itu akan mempermudah warga Bandung untuk terbang dari dan ke Kertajati. Atau, dengan ditutupnya Bandara Husein, pemerintah berharap warga Bandung atau pengunjung Bandung serta-merta pindah ke Kertajati,” ujar Alvin.
Kereta Cepat
Ditambah lagi, sambung Alvin, Kereta Cepat Jakarta—Bandung (KCJB) akan mulai beroperasi pada Agustus dan diharapkan dapat memangkas waktu perjalanan antara kedua kota tersebut.
Permasalahannya, menurut Alvin, lokasi stasiun KCJB di Jakarta berdekatan dengan Bandara Internasional Halim Perdanakusuma. Hal tersebut selayaknya menjadi perhatian pemerintah lantaran KCJB justru berisiko memperketat persaingan menggaet penumpang antara Bandara Halim dan Bandara Kertajati.
“Yah, yang lebih realistis memang Bandara Kertajati tetap menjadi bandara pengangkut jemaah umrah untuk Jawa Barat. Itu lebih realistis untuk mengurangi beban Bandara Internasional Soekarno-Hatta Tangerang khusus dari jemaah wilayah Banten dan Jabar. Kalau sampai ke provinsi-provinsi lain, itu konektivitasnya berat lagi,” tuturnya.
(krz/roy)