Logo Bloomberg Technoz

Bersamaan dengan kenaikan Inflasi Inti melambat menjadi 4,8% yoy, terendah sejak Oktober 2021 dari sebelumnya 5,3% yoy pada bulan sebelumnya dan berada di bawah ekspektasi pasar, 5,0%.

Tim Research Phillip Sekuritas Indonesia memaparkan, dengan tingkat inflasi yang masih di atas target 2,0% dan pasar tenaga kerja yang masih memperlihatkan kondisi ketat, data CPI ini diyakini tidak akan merubah konsensus umum bahwa Bank Sentral AS (Federal Reserve/The Fed) akan menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 bps pada pertemuan mereka 26 Juli nanti.

“Namun data ini tentunya memicu diskusi lebih lanjut mengenai apa yang akan dilakukan Federal Reserve setelah pertemuan bulan Juli ini,” jelas Tim Research Phillip Sekuritas.

Data tersebut memperlihatkan tingkat inflasi AS pada bulan lalu turun lebih cepat dari perkiraan sehingga memperkuat spekulasi akhir dari siklus pengetatan kebijakan moneter yang mana terlihat sudah dekat.

Dari Asia, Bank Sentral Korea Selatan (Bank of Korea/BOK) mempertahankan kebijakan suku bunga acuan pada level 3,5% untuk yang keempat kalinya secara berturut-turut seiring dengan semakin melambatnya laju inflasi yang mendekati target BOK.

Adapun kebijakan mempertahankan suku bunga ini diambil setelah BOK melakukan kenaikan suku bunga sebanyak tujuh kali berturut-turut sejak April 2022.

BOK memprediksi inflasi akan terus melambat hingga Juli namun akan kembali naik pada Agustus dan berfluktuasi sekitar 3% hingga akhir 2023 nanti. Proyeksi tingkat inflasi untuk tahun 2023 masih sama seperti proyeksi sebelumnya, yaitu 3,5%.

Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana memaparkan, IHSG ditutup menguat 0,03% ke 6.810 namun disertai dengan munculnya volume penjualan.

“Diperkirakan penguatan IHSG sudah cenderung terbatas menguji 6.840-6.855 untuk membentuk akhir wave c dari wave (i) dari wave [iii],” papar Herditya dalam risetnya pada Jumat (14/7/2023).

Herditya juga memberikan catatan, dapat diwaspadai akan adanya koreksi dari IHSG yang akan menguji 6.708-6.743.

Bersamaan dengan risetnya, Herditya merekomendasikan saham-saham berikut, ESSA, INDY, JSMR, dan SIDO.

Analis CGS-CIMB Sekuritas memaparkan, pada perdagangan Kamis kemarin IHSG menguat 0,03% ke 6.810, dengan investor asing mencatatkan net sell sebesar Rp292 miliar pada reguler market.

Melihat hal tersebut, CGS-CIMB memperkirakan IHSG berpotensi bergerak dalam tren sideways pada hari ini, dengan support 6.780–6.750 dan resistance 6.830–6.850. Dengan saham rekomendasinya ialah BFIN, ARTO, SIDO, HEAL, INTP, dan AKRA.

(fad/dhf)

No more pages