Logo Bloomberg Technoz

Bloomberg Technoz, Jakarta - Bakal Calon Presiden Pemilu 2024, Anies Baswedan merasa janggal sering ditanya sejumlah pihak tentang pendapatnya terhadap proyek pembangunan Ibu Kota Nusantara atau IKN. Dia menilai, pertanyaan-pertanyaan tersebut sebenarnya cerminan terhadap kegelisahan orang-orang terhadap megaproyek Presiden Joko Widodo atau Jokowi tersebut.

"IKN selalu ditanyakan, apakah di alam bawah sadar sebenarnya kita semua punya pertanyaan (soal IKN)," kata Anies saat menjawab pertanyaan Wali Kota Bogor Bima Arya di Rakernas XVI Apeksi, Kamis (13/7/2023).

Menurut dia, suatu kebijakan yang direncanakan dengan baik dan memiliki dasar hukum yang kuat akan mudah diterima masyarakat. Dia menyebutnya sebagai proyek dan keputusan pembangunan yang bisa 'menggelinding' dengan sendirinya.

Akan tetapi, sebaliknya, kebijakan dengan perencanaan yang buruk dan minim manfaat bagi masyarakat akan mendapat perlawanan. Hal ini kemudian membuat pemimpin atau pembuat kebijakan harus menggunakan kekuatan atau otot politik.

"Tapi kalau tak punya dasar kuat, dan tak jelas siapa yang dapat manfaat maka harus kerja keras dengan otot politik untuk memastikan itu berjalan," kata Anies.

Bakal Capres Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) ini memang berulang kali ditanya soal proyek IKN. Hal ini terjadi karena sejumlah pihak memprediksi mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut akan membatalkan rencana Jokowi tersebut.

Presiden Jokowi sendiri secara blak-blakan dirinya turut campur atau cawe-cawe dalam proses Pemilu 2024. Dia diduga berupaya memastikan presiden terpilih akan meneruskan seluruh proyek, kebijakan, dan rencana pembangunannya. 

Mantan Wali Kota Solo ini bahkan berulang kali disebut bermain dua kaki dengan memberikan dukungan politik pada dua bakal capres Pemilu 2024, kecuali Anies Baswedan. 

Sebagai kader PDI Perjuangan, dia mengusung dan mendukung Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. Namun, sejumlah gimik politiknya juga menunjukkan dukungannya terhadap Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto.

(frg)

No more pages