Perseroan juga berencana untuk membangun laboratorium untuk segmen nikel yang berlokasi di Halmahera.
“Kami sudah ada kesepakatan dengan perusahaan yang akan menggunakan jasa kami di segmen nikel,” imbuh Arifin dalam konferensi pers, Kamis (13/7).
Selain menargetkan lima laboratorium baru, MUTU juga menargetkan pertumbuhan pendapatan hingga 30% sepanjang 2023.
Bidik Pasar Karbon
Direktur MUTU International Irham Budiman mengatakan MUTU berpeluang besar memanfaatkan perkembangan pasar karbon karena potensinya sangat besar. Nilai perdagangan karbon di masa yang akan datang diperkirakan mencapai Rp8.400 triliun.Sedangkan laboratorium nikel yang dimiliki MUTU ada di Morowali dan Kendari, rencananya akan dibangun di Halmahera.
"Ke depan, sektor inilah yang akan terus dikembangkan oleh MUTU, termasuk mempersiapkan skema untuk masuk ke dalam ekosistemnya, karena saat ini tren green economy tidak hanya sebatas gas rumah kaca (GRK), melainkan juga berkembang memasuki ekonomi sirkular seperti water footprint, plastik dan lain-lain, " ungkap Irham.
Hingga saat ini MUTU memiliki jumlah klien dengan sebaran diluar negeri sebanyak 300 perusahaan, selain itu akan asa rencana di Eropa (Belgia dan Belanda).
“Kita di luar negeri kerjasama atau klient kita banyak, tapi kita jaga-jaga jangan sampai saham kita dimiliki oleh luar negeri," tutupnya.
(yun/evs)