Logo Bloomberg Technoz

Bloomberg Technoz, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akhirnya menutup perdagangan pada zona hijau dengan kenaikan 2 poin atau 0,03% pada posisi 6.810,21 pada perdagangan Kamis (13/7/2023).

Total transaksi hari ini mencapai Rp9,79 triliun, dari 19,77 miliar saham yang ditransaksikan sepanjang perdagangan. Nilai rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak menguat 0,72% ke posisi Rp14.965/US$ pada pasar spot pukul 16.40 WIB.

Penutupan IHSG Sesi II Kamis 13 Juli (Bloomberg)

Pergerakan sektor saham kesehatan, sektor saham barang baku, dan sektor saham perindustrian menjadi pendukung utama penguatan IHSG, dengan kenaikan 2,12%, 0,80% dan 0,22%.

Adapun saham sektor kesehatan yang melaju pesat ialah, PT Medikaloka Hermina Tbk (HEAL) meroket 5,2% ke posisi Rp1.520/saham, PT Prodia Widyahusada Tbk (PRDA) melesat naik 5,1% ke posisi Rp6.100/saham. PT Bundamedik Tbk (BMHS) menguat 3,7% ke posisi Rp388/saham.

Senada, saham sektor barang baku juga naik mendongkrak gerak IHSG, PT Berlina Tbk (BRNA) terapresiasi 20,2% ke posisi Rp1.040/saham, PT J Resources Asia Pasifik Tbk (PSAB) melesat naik 8,2% ke posisi Rp92/saham. PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) menguat 6,8% ke posisi Rp171/saham.

Sementara indeks saham LQ45 yang berisikan saham-saham unggulan ditutup di zona merah, dengan mencatatkan penurunan 1 poin atau 0,11% ke posisi 956,95.

Saham-saham LQ45 yang bergerak pada teritori negatif antara lain, PT Harum Energy Tbk (HRUM) turun 70 poin ke posisi Rp1.525/saham, PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR) drop 30 poin ke posisi Rp1.080/saham. PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) terdepresiasi 20 poin ke posisi Rp725/saham.

Adapun pasar saham Asia kompak bergerak menguat pada perdagangan sore hari ini. Indeks Hang Seng Hong Kong meroket 2,60%, indeks Strait Times Singapore terapresiasi 1,99%, indeks Nikkei 225 melesat naik 1,49%, indeks Shanghai Composite menguat 1,26%, dan indeks Kospi melesat naik 0,64%. Sementara itu, Dow Jones Index Future naik 0,16%.

Kekhawatiran investor terhadap keputusan Bank Sentral Amerika Serikat (Federal Reserve/The Fed) yang bertekad melanjutkan lagi jalur pengetatan moneter di sisa tahun ini, mulai mereda menyusul data inflasi AS pada Juni yang memperlihatkan perlambatan di bawah ekspektasi pasar.

Tercatat, inflasi AS melandai pada Juni ke laju paling lambat dalam lebih dari dua tahun, menunjukkan keberhasilan untuk The Fed dalam hal menekan tekanan harga. 

Indeks Harga Konsumen (IHK) hanya naik 3% secara tahunan (year-on-year/yoy), menurut data yang dirilis Rabu dari Biro Statistik Tenaga Kerja. Sementara secara bulanan, inflasi tercatat naik 0,2% dari Mei. Inflasi inti, yang dipandang para ekonom sebagai indikator yang lebih tepat, tercatat naik 4,8%, terendah sejak 2021.

"Data yang lebih baik dari perkiraan meningkatkan kemungkinan kenaikan suku bunga the Fed pada 26 Juli akan menjadi yang terakhir,” ujar Ronald Temple, kepala strategi pasar di Lazard, seperti yang diwartakan Bloomberg News.

Adapun pada akhir Juli nanti, dalam FOMC the Fed, pasar memperkirakan Jerome Powell dan koleganya akan menaikkan bunga ke level 5,25%-5,5%.

(fad/evs)

No more pages