Logo Bloomberg Technoz

Sementara indeks saham LQ45 yang berisikan saham-saham unggulan ditutup di zona merah, dengan mencatatkan penurunan 1 poin atau 0,11% ke posisi 956,95.

Saham-saham LQ45 yang bergerak pada teritori negatif antara lain, PT Harum Energy Tbk (HRUM) turun 70 poin ke posisi Rp1.525/saham, PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR) drop 30 poin ke posisi Rp1.080/saham. PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) terdepresiasi 20 poin ke posisi Rp725/saham.

Adapun pasar saham Asia kompak bergerak menguat pada perdagangan sore hari ini. Indeks Hang Seng Hong Kong meroket 2,60%, indeks Strait Times Singapore terapresiasi 1,99%, indeks Nikkei 225 melesat naik 1,49%, indeks Shanghai Composite menguat 1,26%, dan indeks Kospi melesat naik 0,64%. Sementara itu, Dow Jones Index Future naik 0,16%.

Kekhawatiran investor terhadap keputusan Bank Sentral Amerika Serikat (Federal Reserve/The Fed) yang bertekad melanjutkan lagi jalur pengetatan moneter di sisa tahun ini, mulai mereda menyusul data inflasi AS pada Juni yang memperlihatkan perlambatan di bawah ekspektasi pasar.

Tercatat, inflasi AS melandai pada Juni ke laju paling lambat dalam lebih dari dua tahun, menunjukkan keberhasilan untuk The Fed dalam hal menekan tekanan harga. 

Indeks Harga Konsumen (IHK) hanya naik 3% secara tahunan (year-on-year/yoy), menurut data yang dirilis Rabu dari Biro Statistik Tenaga Kerja. Sementara secara bulanan, inflasi tercatat naik 0,2% dari Mei. Inflasi inti, yang dipandang para ekonom sebagai indikator yang lebih tepat, tercatat naik 4,8%, terendah sejak 2021.

"Data yang lebih baik dari perkiraan meningkatkan kemungkinan kenaikan suku bunga the Fed pada 26 Juli akan menjadi yang terakhir,” ujar Ronald Temple, kepala strategi pasar di Lazard, seperti yang diwartakan Bloomberg News.

Adapun pada akhir Juli nanti, dalam FOMC the Fed, pasar memperkirakan Jerome Powell dan koleganya akan menaikkan bunga ke level 5,25%-5,5%.

(fad/evs)

No more pages