Apa yang terjadi di Sriwijaya merefleksikan bagaimana pandemi terus memukul industri maskapai penerbangan dan pemberi pinjaman setelah kemerosotan trafik perjalanan menyebabkan utang meningkat.
Maskapai nasional PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. sebelumnya juga mengalami restrukturisasi utang senilai US$9,8 miliar pada 2022.
Maskapai berkode saham GIAA mengambil alih operasi Sriwijaya pada 2018 untuk mempercepat restrukturisasi utangnya, tetapi perjanjian itu berakhir dalam waktu satu tahun. Sriwijaya berutang kepada Garuda sekitar US$37 juta pada akhir Maret.
Dampak Covid pada perjalanan menambah tekanan lebih lanjut pada Sriwijaya, seperti halnya kecelakaan pada Januari 2021, ketika 62 orang di dalam penerbangan domestik seluruhnya tewas.
Trafik perjalanan udara telah pulih dengan cepat sejak pembatasan Covid dicabut. Angka terbaru dari Association of Asia Pacific Airlines menunjukkan lalu lintas penumpang internasional di Asia Pasifik naik 193% pada Mei dari tahun sebelumnya.
(bbn)