Fathiya Dahrul dan Norman Harsono  - Bloomberg News

Bloomberg, Sriwijaya Air mendapatkan persetujuan restrukturisasi utang dari kreditur melalui proses peradilan. Kasus ini menjadi contoh terbaru bagaimana krisis Covid-19 menghantam industri penerbangan, bahkan setelah aktivitas perjalanan mulai bangkit kembali.

Kesepakatan restrukturisasi utang Sriwijaya Air dicapai di pengadilan Jakarta. Adapun, utang perusahaan tersebut mencapai Rp7,3 triliun dengan tenor antara 8 hingga 15 tahun, kata pengacara maskapai tersebut dalam sebuah pernyataan.

Dalam rencana restrukturisasi tersebut, Sriwijaya disebut akan mencari investasi strategis baru, yang mungkin akan mencakup rencana penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO).

“Ini dapat mengurangi beban utang keuangan sekitar 80%,” kata konsultan keuangan maskapai Noprian Fadli dari Triple B Advisory, dalam pernyataannya.