Sejak menjabat, Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol berusaha memperbaiki hubungan dengan Jepang yang mengarah pada peningkatan hubungan antara kedua negara. Pemerintahnya telah mendukung rencana pelepasan air tersebut, namun langkah itu tetap memicu kekhawatiran keamanan publik di Korea Selatan.
Rencana Tokyo Electric Power Co. (Tepco) membuang air limbah, yang setara dengan isi dari sekitar 500 kolam renang ukuran Olimpiade, juga menuai kritik keras dari China. Negara tersebut kemudian melakukan perpanjangan larangan impor makanan dari Fukushima.
Pekan lalu, Badan Energi Atom Internasional mengeluarkan laporan komprehensif tentang rencana pembuangan air radioaktif. Mereka menyimpulkan bahwa proposal tersebut "akan memiliki dampak radiologis yang tak berarti pada manusia dan lingkungan."
Air tersebut diproses untuk menghilangkan sebagian besar unsur radioaktif kecuali tritium, kemudian akan diencerkan dengan air laut hingga konsentrasinya berada di bawah tingkat standar internasional. Jepang dan Tepco, yang mengoperasikan PLTN Fukushima Dai-ichi, mengatakan pembuangan air limbah diperlukan sebagai bagian dari upaya menonaktifkan lokasi bencana nuklir.
--Dengan asistensi Isabel Reynolds dan Emily Yamamoto.
(bbn)