Logo Bloomberg Technoz

Meningkatnya biaya makanan sehat dan inflasi juga berdampak pada sekitar 2,4 miliar orang tidak memiliki akses ke makanan yang bergizi, aman, dan cukup sepanjang tahun, demikian menurut lembaga-lembaga tersebut dalam laporan tahunan.

Data kelaparan kronis (Sumber: Bloomberg)

“Kita menghadapi tantangan yang signifikan dan kita harus melipatgandakan upaya kita jika ingin mengakhiri kelaparan,” kata Cindy Holleman, seorang ekonom senior di Organisasi Pangan & Pertanian PBB, dalam konferensi pers di Roma.

“Kita perlu membangun ketahanan ekonomi, membangun langkah-langkah untuk melindungi mereka yang paling rentan.”

Laporan itu menunjukkan hampir 600 juta orang masih akan menghadapi kelaparan pada tahun 2030, 119 juta lebih banyak daripada skenario di mana apabila pandemi maupun perang di Ukraina tidak terjadi. Hal ini berarti dunia masih jauh dari tujuan untuk menghilangkan kelaparan pada tahun tersebut.

Kelaparan masih meningkat di Asia Barat, Karibia, dan di seluruh Afrika tahun lalu.

Menurut PBB, di saat sebagian besar orang yang kekurangan gizi tinggal di Asia, benua ini telah membuat kemajuan dalam mengurangi kelaparan, seperti halnya Amerika Latin.

“Ini adalah soal ketidaksetaraan,” kata Allison Oman Lawi, wakil direktur nutrisi di Program Pangan Dunia, dalam pengarahan tersebut. “Orang miskin dan orang yang terpinggirkan dan mereka yang terdampak ketidaksetaraan, baik karena pandemi atau HIV atau kekeringan atau banjir yang berulang, adalah orang-orang yang paling terpukul.”

Jumlah orang yang kekurangan gizi secara global, yang didefinisikan sebagai mereka yang secara teratur tidak memiliki cukup kalori untuk menjalani hidup normal dan sehat, diperkirakan sekitar 691 juta - 783 juta orang.

Poin lainnya dalam laporan tersebut:

  • Sekitar 148 juta anak di bawah 5 tahun, lebih dari seperlima, mengalami stunting tahun lalu, hal ini berarti mereka terlalu pendek untuk anak di usia mereka.
  • Sekitar 45 juta anak di bawah 5 tahun terlalu kurus untuk tinggi badan mereka dan 37 juta kelebihan berat badan.
  • Prevalensi anak yang kelebihan berat badan berisiko meningkat dengan munculnya masalah tingginya konsumsi makanan olahan dan berpengawet di daerah perkotaan, yang semakin menyebar ke daerah pedesaan.
  • Kemajuan yang stabil telah dicapai dalam hal tingkat pemberian ASI eksklusif.

(bbn)

No more pages