Sementara tahun ini dianggap penting karena menorehkan sejarah penting ASEAN-China yaitu penyelesaian panduan untuk mempercepat perundingan negosiasi COC yang efektif dan substantif. Termasuk penyelesaian pembacaan kedua atas draf tunggal perundingan COC, serta peringatan 20 tahun aksesi RRT atas Traktat Persahabatan dan Kerja Sama (TAC).
“Capaian ini harus terus membangun momentum positif untuk mempererat kemitraan yang memajukan paradigma inklusivitas dan keterbukaan, menghormati hukum internasional termasuk UNCLOS 1982, dan mendorong kebiasaan dialog dan kolaborasi,” ujar Retno lagi.
Menlu Retno juga meminta dukungan RRT terhadap implementasi konkret ASEAN Outlook on the Indo-Pacific (AOIP), termasuk rencana penyelenggaraan ASEAN Indo-Pacific Forum (AIPF) bulan September mendatang.
Sebagai Ketua ASEAN, RI membacakan pernyataan bersama ASEAN. Hal-hal yang diangkat dalam pernyataan bersama antara lain pentingnya kepatuhan terhadap TAC, adopsi panduan percepatan perundingan COC, dukungan terhadap implementasi AOIP, kerja sama ekonomi, penguatan resiliensi kesehatan dan people-to-people contact.
Sementara itu China menyambut peningkatan kerja sama ekonomi ASEAN-China termasuk penyelesaian negosiasi Free Trade Areement (FTA) 3.0 untuk memperkuat hubungan dagang dan rantai pasok kawasan. Pertemuan juga menekankan pentingnya revitalisasi konektivitas pascapandemi termasuk realisasi komitmen RRT dalam pembangunan infrastruktur kawasan.
(ezr)