Diketahui berdasarkan data Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), penurunan harga saham GJTL tak lepas aksi Lo Kheng Hong yang secara tiba-tiba melepas kepemilikan sahamnya di perusahaan ini. Pasar kemudian menyebutnya sebagai Lo Kheng Hong Effect atau Efek Lo Kheng Hong.
Secara mendadak jumlah kepemilikan Lo Kheng Hong tertanggal 10 Juli 2023 hanya tersisa sejumlah 175.127.400 saham saja, atau sama dengan 5,03%.
Jumlah tersebut berkurang nyaris 5 juta saham, karena Lo Kheng Hong menjual saham GJTL secara masif dengan menjual sebanyak 4.873.600 saham. Padahal pada 7 Juli 2023 kemarin, kepemilikan Lo Kheng Hong masih tercatat mencapai 180.001.000 saham atau sama dengan 5,17% saham GJTL.
Saham GJTL dalam 4 hari mengalami kenaikan yang sangat drastis dengan sempat menyentuh level Auto Reject Atas (ARA) secara intraday dan masuk dalam jajaran top gainer dengan lebih dari 2 kali kesempatan. Kenaikan tersebut bermula dari tanggal 3 Juli 2023, saham GJTL menguat 4,32%, berlanjut keesokan harinya pada 4 Juli 2023 saham GJTL meroket 14,79%, serta 5 Juli 2023 juga melesat naik 20,62%, hingga pada 6 Juli 2023 menguat 14,53%.
Namun pada 7 Juli 2023, malapetaka mulai terjadi pada saham GJTL yang tiba-tiba anjlok 4,85%. Berlanjut pada perdagangan 8 Juli 2023 saham GJTL drop 5,10%. Adapun koreksi berlanjut pada 12 Juli 2023 yang harganya anjlok mencapai 8,61%.
(fad)