"Data yang lebih baik dari perkiraan meningkatkan kemungkinan kenaikan suku bunga the Fed pada 26 Juli akan menjadi yang terakhir,” ujar Ronald Temple, kepala strategi pasar di Lazard, seperti yang diwartakan Bloomberg News.
Dengan demikian, inflasi AS yang melandai ke level terendah selama dua tahun, dapat menjadi acuan dalam mengurangi tekanan yang terjadi pada pasar global dari kenaikan suku bunga acuan di negara ekonomi terbesar dunia tersebut.
Bersamaan dengan sentimen tersebut, Tim Research Phillip Sekuritas Indonesia memaparkan, jika disandingkan dengan data Non-Farm Payrolls (NFP) yang memperlihatkan ketahanan pasar tenaga kerja AS (Terlihat dari Tingkat Pengangguran yang rendah dan pertumbuhan upah yang lebih tinggi dari ekspektasi), maka dipastikan The Fed akan melanjutkan kenaikan suku bunga acuan tahun ini.
“Untuk saat ini, pelaku pasar melihat 92% peluang Federal Reserve menaikkan suku bunga acuan pada pertemuan kebijakan mereka tanggal 26 Juli yang akan datang,” jelas Tim Research Phillip Sekuritas.
Dari Asia, tingkat pengangguran yang disesuaikan secara musiman Korea Selatan naik menjadi 2,6% pada Juni. Adapun jumlah orang yang bekerja mencapai 28,81 juta pada Juni, naik sekitar 333.000 dari periode yang sama pada tahun yang lalu.
Hal ini seiring dengan adanya penambahan pekerjaan selama 28 bulan berturut-turut, menunjukkan pasar tenaga kerja yang masih kuat di Korea Selatan.
Dari dalam negeri, kinerja penjualan eceran secara tahunan diprakirakan meningkat pada Juni 2023.
Hal tersebut tercermin dari Indeks Penjualan Riil (IPR) Juni 2023 sebesar 223,2 tumbuh positif sebesar 8,0% yoy, meningkat dibandingkan dengan pertumbuhan pada bulan sebelumnya yang terkontraksi sebesar 4,5% yoy.
Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana memaparkan, IHSG ditutup menguat 0,2% ke 6.808 dan masih didominasi oleh volume pembelian.
“Saat ini, posisi IHSG diperkirakan masih berada pada bagian dari wave c dari wave (i), sehingga pergerakan IHSG masih berpeluang menguat meskipun akan cenderung terbatas ke rentang area 6.840–6.855,” papar Herditya dalam risetnya pada Kamis (13/7/2023).
Herditya juga memberikan catatan, dapat diwaspadai bila nanti akan adanya koreksi dari IHSG yang akan menguji 6.743–6.786.
Bersamaan dengan risetnya, Herditya merekomendasikan saham-saham berikut, ACES, BBCA, MDKA, dan SMGR.
Analis Samuel Sekuritas memaparkan, IHSG pada level 6.808 membentuk spinning top. Dengan inverted head and shoulders terbentuk, neckline 6,700. Potensial lanjut rally pada awal 2H23.
Melihat hal tersebut, hari ini analis teknikal Samuel Sekuritas menyukai saham BBCA, MAPI, dan BUKA dengan rating trading buy. Sementara pada saham SSMS dengan rating trading sell.
(fad/dhf)