Logo Bloomberg Technoz

Bloomberg Technoz, Jakarta - Emiten sektor saham kesehatan, khususnya saham rumah sakit, kembali memiliki prospek yang potensial dalam tren jangka panjang. Prospek ini kembali muncul usai disahkannya Rancangan Undang-Undang Kesehatan Omnibus Law oleh DPR menjadi Undang-undang. Meski diwarnai pro dan kontra, RUU Kesehatan Omnibus Law sah setelah disetujui oleh sebagian besar fraksi Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). 

Analis CGS CIMB Sekuritas Ryan Winipta dan Nathania Giovanna Adjie memaparkan, dampak dari Undang-undang baru ini akan memberikan efek positif bagi emiten rumah sakit di Indonesia, karena akan mendapatkan manfaat dari peningkatan jumlah dokter dalam dan luar negeri.

“Hal ini dapat membantu meningkatkan kunjungan pasien ke rumah sakit, tingkat hunian, dan pada akhirnya meningkatkan angka margin EBITDA,” tulis Analis CGS CIMB Sekuritas Ryan dan Nathania Giovanna dalam riset terbarunya, dikutip Rabu (12/7/2023).

Selain itu, potensi implementasi atas UU Kesehatan dapat mempercepat ekspansi rumah sakit kedepannya, terutama ke kota tier 2 dan kota tier 3, tidak hanya berpusat di Jakarta dan/atau Surabaya, berkat program spesialisasi baru berbasis perguruan tinggi.

CGS CIMB meyakini UU Kesehatan juga dapat menekan jumlah wisatawan medis masyarakat Indonesia yang berobat ke luar negeri seperti ke negara tetangga Malaysia dan Singapura. Berdasarkan data jumlah wisatawan medis dari Indonesia mencapai 1 juta orang pada 2022.

Reformasi tersebut melibatkan pendekatan dua arah. Pertama, menyederhanakan proses perizinan bagi dokter asing dan lulusan mahasiswa kedokteran Indonesia yang ingin berpraktik di Indonesia.

Kedua, meningkatkan jumlah spesialis secara menyeluruh melalui program spesialisasi berbasis perguruan tinggi. Hal ini dapat mempercepat serta menyederhanakan proses untuk dokter memperoleh izin praktik.

“Kami berpendapat bahwa dampaknya akan dirasakan dalam jangka waktu yang lebih panjang, mungkin dalam 3–4 tahun ke depan setelah UU tersebut resmi diimplementasikan dan lebih banyak dokter tersedia dengan mudah,” tulis riset tersebut.

Dengan sentimen tersebut, CGS CIMB menjagokan saham HEAL (Medikaloka Hermina) yang akan mendapat manfaat paling besar dari implementasi UU tersebut untuk mengatasi kekurangan spesialis.

Bersamaan juga dengan rekam jejak HEAL di BPJS Kesehatan, yang dapat memungkinkan ekspansi lebih lanjut ke daerah-daerah yang kurang terkonsentrasi, seperti luar Jawa.

Adapun Ryan dan Nathania Giovanna tetap menyematkan rating Netral, dan menetapkan target harga saham HEAL dapat mencapai Rp1.800/saham. Hal ini setara dengan potensi kenaikan 24% dari level harga saat ini.

Sementara konsensus para analis yang dihimpun Bloomberg dengan melibatkan 19 analis menghasilkan target harga saham HEAL di angka Rp1.708/saham.

Dengan 16 analis merekomendasikan peringkat Beli dan 3 merekomendasikan peringkat Hold untuk saham HEAL. Salah satunya adalah BNI Sekuritas yang merekomendasikan Beli saham HEAL dengan target harga Rp1.700/saham.

(fad/dhf)

No more pages