Logo Bloomberg Technoz

Angka Kelahiran Makin Sedikit, Jumlah Penduduk China Menyusut

Ruisa Khoiriyah
12 January 2023 17:46

Angka kelahiran di China terus menurun mengancam masa depan perekonomian negeri itu (Bloomberg)
Angka kelahiran di China terus menurun mengancam masa depan perekonomian negeri itu (Bloomberg)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Jumlah penduduk China kemungkinan besar mulai menyusut pada 2022 untuk pertama kalinya dalam beberapa dekade. Ini adalah tonggak penting yang akan berdampak jangka panjang pada perekonomian. 

Pemerintah China baru akan merilis angka resmi jumlah kelahiran pada 2022 pada pekan depan. Namun, angka kelahiran sepanjang 2022 diprediksi akan mencetak rekor terendah yaitu di angka 10 juta, menurut ahli demografi independen He Yafu. 

Bila itu terjadi, maka akan menjadi lanjutan tren penurunan yang sudah berlangsung sejak bertahun-tahun lalu. Pada 2021 angka kelahiran tercatat hanya 10,6 juta bayi saja, membuat China mengalami rekor penurunan jumlah bayi lahir di angka terendah selama enam tahun berturut-turut sejak berdirinya Republik Rakyat China pada 1949. 

He Yafu menambahkan, tahun lalu China kemungkinan mencatat lebih banyak angka kematian dibandingkan kelahiran. Sebanyak 10,1 juta orang di China meninggal dunia pada 2021, sebagian besar karena terinfeksi Covid-19. 

Penurunan jumlah penduduk yang terjadi lebih cepat dari perkiraan sebelumnya dapat mengganggu pertumbuhan ekonomi terbesar kedua di dunia itu. Jumlah angkatan kerja saat ini sudah menurun, permintaan jangka panjang untuk perumahan juga bakal ikut menurun. Di saat yang sama pemerintah China juga berjuang lebih keras membiayai sistem pensiun nasional yang kekurangan dana. Hasil akhirnya, perekonomian China akan kesulitan menyalip dominasi Amerika Serikat dan berujung pada hilangnya status sebagai negara terpadat di dunia, terkalahkan oleh India pada 2023 ini.