Insentif yang diberikan pemerintah adalah instrumen tax holiday, tax allowance, fasilitas pembebasan PPN, bea masuk dan juga PBB.
Sri Mulyani juga menyinggung soal 80% dari bencana di Indonesia berhubungan dengan hidrometeorologi yang bisa menimbulkan kerugian ekonomi mencapai 0,66% - 3,45% dari GDP (PDB) pada 2030.
“GDP sekarang Rp20,000 triliun dan asumsi pertumbuhan ekonomi terjaga di 5% atau akselerasi menjadi 6%-7% plus inflasi. Kita bisa bayangkan income per kapita naik jadi 10.000 kali jumlah penduduk. Kita mungkin akan memiliki GDP size-nya bisa capai 2 kali lipat less than 7 years. Katakanlah Rp40.000 triliun dan anda bisa kalikan 3,45% dari GDP berapa itu adalah kerugian kita,” kata dia.
Dengan demikian Indonesia akan menghadapi potensi kerugian yang akan signifikan. Namun demikian upaya untuk menghindari bencana ini juga menurutnya demi kebaikan negara bukan sekadar mengikuti standar internasional dalam penanganan bencana.
(krz/ezr)
