Lima belas tahun lalu, NATO setuju bahwa suatu hari Ukraina akan bergabung. Akan tetapi, janji tersebut terbukti tidak cukup untuk mencegah meningkatnya konflik antara Ukraina dan Rusia, yang menyebabkan terjadinya invasi tahun lalu.
Menurut seorang pejabat, para sekutu sedang mencari jalan untuk melakukan lebih dari sekadar pernyataan yang disampaikan pada KTT di tahun 2008. Namun, sejumlah negara khawatir janji yang terlalu konkret pada Ukraina bisa membatasi ruang gerak mereka dalam negosiasi ke depannya dengan Kremlin.
Perang Rusia secara efektif menghalangi bergabungnya Ukraina sebagai anggota NATO karena bisa membawa AS dan sekutunya terlibat langsung dalam konflik dengan Rusia.
Sebagai dorongan untuk prospek jangka panjang Ukraina, negara-negara G-7 diprediksi akan menawarkan komitmen keamanan bilateral kepada Ukraina secara terpisah di sela-sela KTT. Hal ini bertujuan untuk memperkuat pertahanan Kyiv sendiri dengan harapan mencegah Rusia kembali menyerang di masa depan.
Para sekutu NATO berkomitmen untuk melengkapi Ukraina dengan persenjataan modern untuk jangka panjang, juga memberikan pelatihan, berbagi intelijen, dan mendukung pengembangan sektor pertahanan negara. Setiap negara nantinya akan memberikan komitmen berbeda, yang memperbolehkan negara lain untuk bergabung dalam pengaturan tersebut dengan spesifikasi yang akan dinegosiasikan ke depannya.
Di sisi lain, Zelenskiy mengatakan kepada ribuan orang yang berkumpul di pusat ibukota Lituania bahwa Ukraina akan membuat NATO lebih dan sebaliknya, NATO akan memastikan keamanan untuk negaranya.
"Ambisi predator Rusia akan hancur berantakan," katanya. Ia juga mendesak para sekutu untuk tidak menunda masalah keanggotaan.
Keanggotaan Ukraina merupakan bagian dari kesepakatan yang lebih luas, bertujuan untuk memperdalam hubungan dengan Kyiv dan memberikan dukungan jangka panjang terhadap negara tersebut. Para sekutu akan meningkatkan status formal hubungan NATO dengan Kyiv melalui Dewan NATO-Ukraina yang baru dibentuk, yang memungkinkan negara tersebut untuk secara langsung mengambil bagian dalam diskusi yang lebih luas di sektor keamanan. Bergabungnya Ukraina juga dapat membuat mereka melakukan konsultasi dengan sekutu terkait masalah keamanan.
NATO setuju untuk membuat program bantuan persenjataan non-lethal (yang tidak mematikan) dan pendanaan multitahun untuk membantu memodernisasi militer negara.
Kesalahan di Tahun 2008
Para diplomat NATO telah memperdebatkan soal keanggotaan selama berminggu-minggu. Beberapa anggota timur mendorong aksi yang konkret sementara negara-negara seperti AS ingin memfokuskan diri pada pemberian bantuan untuk menangkis serangan Rusia.
Para diplomat ingin menyelesaikan negosiasi sebelum KTT, menghindari para pemimpin menyusun pernyataan seperti apa yang terjadi di Bucharest pada 2008. Kesepakatan yang dibuat oleh para pemimpin termasuk George W. Bush dan Nicolas Sarkozy tersebut dinilai merupakan kesalahan strategi yang membuka jalan bagi konflik yang terjadi saat ini.
Saat itu, para pemimpin NATO sepakat bahwa Ukraina, juga Georgia, "akan menjadi anggota NATO" dan menyatakan bahwa Rencana Aksi Keanggotaan menjadi langkah selanjutnya, namun secara resmi menahan diri untuk melanjutkan proses. Putin, yang juga menghadiri KTT tersebut, memperingatkan bahwa perluasan NATO akan memaksa Rusia menanggapi dengan langkah-langkah untuk melindungi keamanannya, dan mencoba membenarkan invasinya ke Ukraina pada 2022 dengan mengaitkannya dengan perluasan keanggotaan NATO.
--Dengan asistensi dari Kevin Whitelaw dan Aliaksandr Kudrytski.
(bbn)