Logo Bloomberg Technoz

Belanja Masyarakat Lesu, Stimulus Ditunggu

Ruisa Khoiriyah
12 July 2023 13:10

Suasana area Pasar Tanah Abang Blok G yang sepi di Pasar Tanah Abang, Jakarta, Selasa (11/7/2023). (Bloomberg Technoz/ Andrean Kristianto)
Suasana area Pasar Tanah Abang Blok G yang sepi di Pasar Tanah Abang, Jakarta, Selasa (11/7/2023). (Bloomberg Technoz/ Andrean Kristianto)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Kelesuan penjualan ritel pada Mei dengan kontraksi signifikan menggarisbawahi lagi ancaman terhadap pertumbuhan ekonomi tahun ini. Konsumsi domestik yang diharapkan menjadi motor utama pertumbuhan kala kinerja ekspor semakin pudar akibat pelemahan permintaan global terlihat belum mampu bangkit.

Situasi ini memantik kecemasan bahwa pukulan daya beli pasca kenaikan harga BBM tahun lalu kemungkinan lebih dalam ketimbang perkiraan awal sehingga menggemakan lagi seruan akan stimulus lanjutan supaya daya beli masyarakat bisa bangkit dan konsumsi rumah tangga kembali berputar cepat.

Bank Indonesia melaporkan, penjualan eceran riil pada Mei terkontraksi baik secara bulanan maupun tahunan. Pada Mei, penjualan eceran riil tercatat anjlok 4,5% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Sedangkan dibandingkan April, penurunannya lebih dalam mencapai 8%. 

Penurunan penjualan eceran secara bulanan dilihat sebagai rangkaian siklus normalisasi konsumsi pasca Lebaran pada April lalu. Sedangkan secara tahunan, kontraksi penjualan eceran diduga masih sebagai dampak kenaikan harga BBM pada September lalu yang berimbas pada daya beli masyarakat sejurus dengan inflasi harga barang.

Mayoritas sektor mencatat penurunan penjualan dipimpin oleh kelompok peralatan informasi dan komunikasi (-25,3%, yoy), lalu kelompok bahan bakar kendaraan bermotor (-8,4%), lalu kelompok barang budaya dan rekreasi (-6,6%) dan kelompok makanan dan minuman (-2,7%). Sedangkan dibandingkan April lalu, penurunan terbesar dicatat oleh penjualan kelompok sandang (-26,7%) dan barang lainnya (-18%) juga kelompok makanan, minuman serta tembakau (-8,3%). 

Kinerja penjualan eceran yang anjlok terjadi bersamaan dengan tren penurunan simpanan masyarakat di perbankan. Berdasarkan data Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), pada Mei lalu total nilai simpanan di perbankan umum turun 0,1% terutama didorong anjloknya nilai penempatan dana di produk giro perbankan sebesar Rp42 triliun selama Mei, lalu nilai simpanan di produk tabungan yang turun Rp15 triliun pada periode yang sama.